Untuk Menjaga Kebersihan dari organ reproduksi wanita perlu memperhatikan sebagai berikut :
1. Bersihkan vagina setelah BAK atau BAB.
Pertama Air yang digunakan tentunya harus bersih dan yang mengalir langsung dari keran. Penelitian membuktikan bahwa air yang ditampung dalam bak/ember di toilet-toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans, sedangkan air yang mengalir dari keran hanya mengandung kurang lebih 10-20% . Kebersihan vagina jugasangat erat kaitannya dengan cara membasuhannya. Yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus), sebaliknya yaitu dari anus ke arah vagina. Cara salah yang terakhir itu hanya akan memindahkan bakteri dari daerah anus agar masuk ke liang vagina. Setelah dibasuh, keringkan Mrs. V dengan handuk yang lembut agar tidak basah.
2. Menjaga kelembaban mrs V
ini adalah Cara ampuh untuk mencegah terjadinya infeksi yang tidak diharapkan. Kelembaban ideal bagi vagina adalah sekitar pH 3,8“4,2. Tingkat keasaman tersebut akan membuat bakteri baik (lactobacillus) bisa hidup subur, sementara bakteri patogen akan mati sehingga mirs V terhindar dari infeksi. Untuk menjaga Keseimbangan ekosistem alami Vagina, ibu sangat perlu untuk selalu menjaga kebersihan vagina, serta menjaga wilayah vagina tetap kering.
Baca juga:
3. Lakukan pemeriksaan sekitar organ intim
Hal ini perlu dilakukan agar jika terjadi infeksi dapat segera diketahui. Infeksi pada vigina biasanya ditandai dengan terjadinya perubahan warna di daerah sekitar, biasanya menjadi lebih merah dan tak jarang disertai dengan bau yang kurang sedap serta rasa gatal. Jika Anda menemukan tanda-tanda seperti itu, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter ahli obstetri-ginekologi serta dokter ahli kulit dan kelamin.
4. Menggunakan cairan pembersih secukupnya
Jangan berlebihan menggunakan cairan khusus pembersih kewanitaaan. Pilihlah cairan pembersih khusus yang memiliki PH antara 3-4 (bisa dibaca pada label kemasan). Hindari produk pembersih yang memiliki pH lebih tinggi, karena justru akan membuat kulit kelamin cepat keriput, dan mengganggu ekosistem(mematikan bakteri baik).
5. Pilihlah celana dalam dari katun
Katun adalah kain yang dapat menyerap keringat dengan baik. Bahan lain misalnya nilon bersifat panas, sehingga dapat menyebabkan kelembaban berlebihan sehingga mendorong tumbuhnya jamur serta bakteri patogen. Gantilah celana dalam minimal 2 kali sehari, terutama bagi wanita yang aktif.
6. Hindari mengenakan celana atau jins yang ketat
Celana jeans yang ketat akan membuat Mrs. V kepanasan dan cepat berkeringat. Keringat adalah “makanan lezat”, baik bagi jamur maupun bakteri patogen di seputar vagina. Bila terpaksa harus menggunakan celana ketat, usahakan tidak seharian penuh dengan di selingi denga pakaian longgar di rumah untuk memberikan sirkulasi udara maupun supaya darah kembali lancar untuk meminimalkan tumbuhnya jamur.
7. Penggunaan pantyliner
Menggunakan pantyliner sebaiknya hanya pada saat lendirnya memang berlebihan. Bila memang harus menggunakan, sebaiknya pantyliner diganti setiap habis BAK maupun BAB dan jangan menggunakannya dalam seharian. Cairan yang tertampung pada pantyliner justru hanya akan membuat vagina terlalu lembab yang berpeluang besar untuk menyuburkan tumbuhnya jamur. Pilihlah pantyliner yang tidak mengandung parfum. Zat kimia yang umum terkandung pada parfum bisa memicu alergi, terutama bagi yang memiliki kulit sensitif . Reaksi alergi bisa dalam bentuk rasa gatal atau memperparah keputihan.
8. Mencukur rambut kemaluan(pubis)
Sebenarnya bulu pubis pada mrs V ini berguna untuk melindungi vagina, namun bagi wanita yang memiliki bulu ekstra lebat disarankan untuk menguranginya atau mencukur. Rambut vagina yang terlalu lebat bisa menahan keringa, sehingga pada akhirnya bisa menjadi pemicu perkembangan jamur. Tidak perlu membabatnya hingga habis, cukup hanya yang menjuntai atau yang berbatasan dengan bibir kelamin.
9. Jangan menggunakan bedak
Bedak terdiri dari partikel-partikel halus yang mudah terselip dan menempel pada oorgan intim Anda, yang pada akhirnya justru akan mengundang jamur serta bakteri untuk bersarang. Jadi sebaiknya untuk menghindari penggunaan bedak pada organ intim kewanitaan, apalagi kalau hanya untuk bertujuan supaya harum. Juga jangan menggunakan wewangian lain atau parfum [baca juga alasannya disini ]
10. Memilih pembalut yang baik
Pembalut yang baik adalah yang berdaya serap tinggi dan terasa lembut pada saat dipakai. Hal ini demi untuk mengurangi terjadinya iritasi pada kulit didaerah vagina. Hindarilah menggunakan pembalut yang diberikan wangi-wangian, karena ini justru bisa mengiritasi bagi yang berkulit sensitif. Zat kimia yang terkandung dalam wangi-wangian bisa membuat vagina menjadi teriritasi dan gatal-gatal.
11. Jangan menggaruknya
Menggaruk bukan hanya tidak baik secara estetika, akan tetapi juga buruk bagi kesehatannya. Jangan menggaruk organ intim Anda segatal apa pun. Membilas dengan air hangat juga tidak disarankan, karena cara itu justru dapat membuat kulit di sekitar Mrs V menjadi merah dan rasa gatal semakin menjadi-jadi. Cara terbaik adalah dengan mengkompres vagina dengan air es, sehingga pembuluh darah di sekitar organ intim mengecil, sehingga warna merah dan rasa gatalnya menghilang. Alternatif alami yang sehat lainnya adalah dengan membasuh vagina dengan menggunakan rebusan air sirih yang sudah didinginkan. Bisa juga menggunakan PK yang sudah dicampur dengan air dingin, dengan takaran yang baik adalah 1 sendok teh untuk air satu ember ukuran sedang. Penggunaan PK dengan dosis yang tidak tepat bisa membakar kulit dan akan membuatnya menjadi kering dan berwarna kecokelatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar