Selasa, 08 Maret 2016

Spermatogenesis dan Oogenesis

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
                Latar belakang pembuatan makalah ini adalah demi memenuhi tugas dari Ibu dosen Nonik Ayu Wantini, S.ST, M.Kes. yang  mana tugas ini akan memberikan manfaat bagi mahasiswa program studi bidan maupun mahasiswa keperawatan. Tugas yang diberikan tidak lain yang berhubungan dengan profesi bidan itu sendiri yaitu tentang proses terbentuknya spermatogenesis dan oogenesis hinggaperbedaan yang spesifik dari kedua gametogenesis tersebut.
     Gametogenesis adalah perkembangan sel kelamin jantan dan betina atau gamet. Sedangkan gamet adalah sel reproduksi haploid (oosit atau spermatozoa) yang penyatuannya diperlukan dalam reproduksi seksual untuk mengawali perkembangan individu baru. Gametogenesis merupakan pembelahan meiosis yakni metode khusus pembelahan sel, terjadi pada maturasi sel kelamin dengan cara setiap inti sel anak menerima separuh jumlah sifat kromosom sel somatik spesiesnya. Beberapa dari tahap – tahap meiosis sangat menyerupai tahap – tahap terkait yang terdapat pada mitosis. Meiosis, seperti halnya mitosis didahului oleh replikasi kromosom. Namun, replikasi tunggal ini diikuti oleh dua pembelahan sel yang berurutan yang disebut meiosis I dan meiosis II. Pembelahan ini menghasilkan empat sel anak, masing – masing hanya mempunyai setengah dari jumlah kromosom sel induk.
1.                  Interfase I
Meiosis didahului oleh interfase yang mana selama fase ini setiap kromosom bereplikasi. Untuk setiap kromosom hasilnya adalah dua kromatid saudara yang identik secara genetik yang tetap melekat pada sentromernya. Pada fase ini sentrosom juga bereplikasi menjadi dua.
2.               Meiosis I
a.         Profase I
Kromosom mulai memadat. Kromosom homolog yang masing – masing tersusun dari dua kromatid saudara berpasangan membentuk tetrad. Pada banyak tempat di sepanjang tubuhnya, kromatid kromosom homolog saling menyilang yang dinamakan kiasmata (tunggal, kiasma). Kiasmata berfungsi untuk mengikat kromosom agar tetap bersama. Sementara itu, komponen seluler lainnya mempersiapkan pembelahan nukleus, sentrosom bergerak saling menjauhi dan gelendong mikrotubula terbentuk di antaranya. Selubung nukleus dan nukleoli menyebar. Akhirnya gelendong mikrotubula menangkap kinetokor yang terbentuk pada kromosom dan kromosom mulai bergerak ke pelat metafase.


b.        Metafase I
Pasangan kromosom homolog tersusun pada pelat metafase. Mikrotubula kinetokor dari satu kutub sel melekat pada satu kromosom masing – masing pasangan, sementara itu mikrotubula dari kutub yang berlawanan menempel pada homolognya.
c.         Anafase I
Alat gelendong menggerakkan kromosom ke arah kutub. Kromatid saudara tetap terikat pada sentromernya dan bergerak ke arah kutub yang sama. Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
d.        Telofase I dan Sitokinesis
Aparatus gelendong terus memisahkan pasangan kromosom homolog sampai kromosom mencapai kutub sel. Setiap kutub mempunyai satu set kromosom haploid tetapi setiap kromosom memiliki dua kromatid saudara. Biasanya sitokinesis (pembelahan sitoplasma) terjadi secara simultan dengan telofase I, membentuk dua sel anak.

3.      Meiosis II

a.       Profase II
Aparatus gelendong terbentuk dan kromosom berkembang ke arah pelat metafase II.
b.    Metafase II
Kromosom ditempatkan pada pelat metafase dengan cara seperti mitosis, dengan kinetokor kromatid saudara dari masing – masing kromosom menunjuk ke arah yang berlawanan.
c.       Anafase II
Sentromer kromatid saudara berpisah dan kromatid saudara dari masing – masing pasangan bergerak ke arah kutub sel yang berlawanan.

d.      Telofase II dan Sitokinesis
Nukles terbentuk pada kutub sel yang berlawanan dan terjadi sitokinesis. Pada akhir sitokinesis terdapat 4 sel anak dengan kromosom haploid.

B. Tujuan
1.      Agar mahasiswa mengetahui proses dari spermatogenesis dan oogenesis
2.      Agar mahasiswa mapu mebedakan tahap tahap dari spermatogenesis dan oogenesis
3.      Agar mahasiswa dapat mengetahui bagian – bagian dari sperma maupun ovum
4.      Agar mahasiswa dapat mengetahui hormone yang berpengaruh pada spermatogenesis dan ooginesis
c. Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan spermatogenesis ?
2.      Apa yang dimaksud dengan oogenesis ?
3.      Bagaimana tahap –tahap  spermatogenesis ?
4.      Bagaimana tahap – tahap oogenesis ?
5.      Bagaimana struktur dari spermatogenesis ?
6.      Bagaimana sturktur dari ooginesis ?
7.      Apa saja hormon yang mempengaruhi?





















BAB II
PEMBAHASAN

A.    SPERMATOGENESIS
1.      Definisi Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses gametogenesis  pada pria dengan cara pembelahan  meosis dan  Spermatogenesis pada sperma biasa terjadi di epididimis. Sedangkan tempat menyimpan sperma sementara terletak di vas diferense
Spermatogenesis berasal dari kata sperma dan genesis (pembelahan) Pada spermatogenesis terjadi pembelahan secar mitosis dan meosis. Spermatogenesis merupakan tahap atau fase – fase pendewasaan sperma di epididimis . Setiap satu spermatogonium akan menghasilkan empat sperma matang.
Sperma bentuknya kecil dan sel yang mudah berkembang biak. Sperma yang dewasa memiliki bagian yang jelas seperti kepala yang mana berisi nukleus sel. Kemudian di bagian tengah atau tubuh berisi mitokondriauntuk memproduksi kebutuhan energi untuk bergerak dan ekor yang mana memiliki alat gerak yang panjang gunanya untuk bergerak.
Pembentukan dan pengembangan sperma pada seminiferus tubulus dari testis disebut Spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses dimana laki – laki spermatogonoia berkembang menjadi spermatozoa matang. spermatozoa adalah gamet pria dewasa. Jadi spermatogenesis adalah versi laki – laki gamatogenesis. Pada mamalia itu occures dalam selera laki – laki di epididimis secara bertahap dan untuk manusia membutuhkan 65 – 75 hari. Hal ini penting untuk reproduksi seksual. Ini dimulai saat pubertas dan biasanya terus terganggu sampai kematian.
Spermatogenesis menghasilkan gamet pria dewasa biasa disebut sperma, namun secara khusus dikenal sebagai spermatozoa yang mampu menyuburkan mitra perempuan gamet, oosit selama konsepsi untuk menghasilkan individu tunggal yang disebut dikenal sebagai zigot.

2.      Tahap – tahap spermatogenesis
a.      Spermatogonium
Merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis. Spermatogoium terbentuk dari 46 kromososm dan 2N kromatid.
b.      Spermatosit Primer
Merupakan mitosis dari spermatogenium. Pada tahap ini tidak terjadi pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid.
c.        Spermatosit Sekunder
Merupakan  meosis dari spermatosist primer. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
d.      Spermatid
Merupakan meosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
e.        Sperma
Merupakan  diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan tahap sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan.
Description: Spermatogenesis.JPG









3.         Sruktur Spermatozoa
Bagian-bagian tersebut terbagi atas 3 bagian utama, yaitu :
1.        Kepala
Pada bagian kepala spermatozoon ini, terdapat inti tebal dengan sedikit sitoplasma yang diselubungi oleh selubung tebal dan terdapat 23 kromosom dari sel ayah. Selubung tebal yang dimadsud adalah akrosom, fungsinya adalah sebagai pelindung dan menghasilkan enzim.
2.        Badan
Terdapat mitokondria yang berbentuk spiral dan berukuran besar, berfungsi sebagai penyedia ATP atau energi untuk pergerakan ekor.
3.        Ekor
Pada bagian ekor sperma yang cukup panjang terdapat Axial Filament pada bagian dalam dan membrane plasma dibagian luar yang berfungsi untuk pergerakan sperma.

4.         Hormone yang mempengauhi spermatogenesis
1.        Hormon GnRH
Berfungsi untuk merangsang lobus anterior pituitary untuk produksi hormon gonadotropin FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).
2.        Testosterone
Hormon ini dihasilkan oleh sel – sel leydig yang terdapat diantara tubulus seminiferus testis. Hormon ini bertanggung jawab terhadap pembelahan sel – sel epitel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembentukan spermatosit sekunder.
3.        Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk meghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium untuk melakukan spermatogenesis.
4.        Hormon LH (Luteinizing Hormone)
Berfungsi merangsang sel leydig untuk memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu hormone sex yang penting untuk perkembangan sperma).
Secara sederhana proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah – langkah sebagai berikut ini :
1.        Ketika seorang anak laki – laki mencapai pubertas pada usia 11 – 14 tahun, sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
2.        Masing – masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak yang masing – masing berisi 46 kromosom lengkap.
3.        Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing – masing disebut spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak dan satunya lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus.
4.        Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing – masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
5.        Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan 4 sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
6.        Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.




















B.            OOGENESIS
1.       Definisi Ooginesis
Pembentukan dan pengembangan gamet perempuan dalam ovarium dikenal sebagai Oogenesis. Ini adalah proses gametogenesis perempuan. Ini melibatkan berbagai tahap ovum belum matang. Penciptaan Oogonium tradisional bukan milik oogenesis, tetapi untuk jalan umum dari gametogenesis bersama dengan spermatogenesis.
Oosit mencapai maksimum mereka pada 20 minggu usia kehamilan, saat ada sekitar tujuh juta dari mereka. Oogenesis adalah proses meiosis pada organisme wanita dari Oogonium ke oosit primer, ke oosit sekunder dan kemudian ke sebuah sel telur.
Ovarium atau gamet wanita itu besar, berbentuk bola, dan sel yang tidak bergerak. Pada sebuat telur yang matang kita dapat membedakan antara nukleus, sitoplasma yang di dalamnya terdapat cadangan makanan dan tiga membran ( membran vitelin, membran pellucik, dan radiata korona) untuk memberi makan dan menjaga telur. Telur yang sedang berkembang dari sel disebut oosit (ovulasi belum matang ) yang berada di folikel dari lapisan luar ovarium.
Awal dari suatu perkembangan adalah meleburnya inti ovum dan inti sperma. Organ yang berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin secara umum disebut gonad. Sedangkan sel kelamin itu sendiri disebut gamet (Artawan, 2002). Oleh karena itu, terdapat dua macam gamet yaitu ovum dan sperma, maka ada dua jenis pembentukan gamet (gametogenesis) yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Gonad pada hewan betina adalah ovarium yang pada umumnya terdapat berpasangan. Oogenesis adalah proses pembentukan sel yelur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel – sel telur  yang disebut oogenia (jamak; oogonium).  Pembentukan sel telur pada manusia sudah terjadi sebelum kelahiran, yaitu didalam ovary fetus perempuan.
Adapun proses pembentukan sel telur adalah sebagai berikut. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara meiosis, namum hanya sampai pada fase profase. Pembelahan meiosis tersebut berhenti hingga bayi lahir dan mencapai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan meiosis I. Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan yang satu sel berukuran lebih kecil yang disebut badan kutub primer. Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan meiosis II. Namun, pembelahan tersebut dapat berlangsung jika terjadi fertilisasi. Oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu sel lagi berukuran lebih kecil disebut badan kutub sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub segera hancur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap pembuahan oosit primer hanya menghasilkan satu ovum.

2.       Tahap – tahap proses ooginesis  
a.       Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
b.      Oogonium berubah menjadi oosit primer yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
c.       Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari Oosit primer.
d.      Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
e.       Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua. begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
f.       Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir atau finalnya menjadi ovum yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan istilah ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya satu telur yang matang dan dapat hidup 24 jam. Jika ovum yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi (Biohealth Indonesia, 2007).
 Description: oogenesis pembentukan sel telur ovum2.jpg

3.       Struktur ovum
Secara morfologi dan anatomi, terdapat bermacam – macam ovum. Ovum biasanya dibedakan berdasarkan atas jumlah yolk atau deutoplasmanya yaitu :
a.        Alecithal, telur tipe ini tidak mempunyai deutoplasma, akan tetapi telur yang seperti ini hampir tidak ada karena untuk pertumbuhan embrio selalu membutuhkan makanan.
b.        Isolecithal (homolecithal, ovum tipe ini hanya mengandung sedikit deutoplasma yang tersebar merata diseluruh ovum, misalnya ovum mamalia tingkat tinggi dan invertebrate.
c.        Telolecithal, ovum tipe ini biasanya memiliki deutoplasma yang cukup banyak dan terdapat pada bagian kutub vegetal, misalnya ovum ikan dan unggas.
d.   Sentrolecithal, pada ovum tipe ini deutoplasmanya terdapat di tengah – tengah ovum, misalnya ovum insekta.
Ovum yang deutoplasmanya sangat banyak pada aves dan reptilian sering juga dinamakan ovum yang bertipe megalicithal atau polylecithal. Kemudian selaput – selaput pada telur dapat digolongkan dalam tiga macam antara lain :
a.        Membran primer, yang merupakan hasil/produk daripada ovum itu sendiri. Membran ini terdiri dari membranplasma dan membranvitellinus pada saat terjadi fertilisasi membranvitellinus ini akan terbagi dan membentuk membran ketiga yang disebut membranfertilisasi. Pada kebanyakan telur – telur hewan laut yang bertipe homolecithal biasanya ada lapisan tambahan berupa jelly (lapisan tak hidup) diluar membranvitellinus. Pada cacing pasir (Nereis) dilindungi oleh benang – benang halus protoplasma.
b.        Membran sekunder, selaput ini merupakan hasil/produk dari sel – sel folikel yang mengelilingi ovum selama periode pemasakan ovum. Membran ini biasanya bersifat impermeable seperti contohnya pada chorion dari telur insekta dan juga pada telur cyclostomata (myxine). Untuk memudahkan penetrasi sperma, membran sekunder ini dilengkapi dengan satu atau lebih lubang kecil yang disebut micropyle.
c.        Membran tersier, membran ini merupakan hasil/produk dari oviduct, uterus dan kelenjar – kelenjar tambahan. Membran tersier ini sangat beragam bentuk dan keberadaanya. Sebagai contoh telur ayam memiliki tiga macam membran tersier yaitu :
1)      lapisan albumin
2)      membran cangkang (shell membran)
3)      cangkang dari zat kapur (calcareous shell)




4.       hormone yang mempengaruhi ooginesis
a.       FSH (Follicle Stimulating Hormone
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel – sel folikel sekitar sel ovum.
b.        LH (Luteinizing Hormone)
Berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).
c.        Estrogen
Dihasilkan oleh folikel graff dan dirangsang oleh FSH di dalam ovarium. Estrogen berfungsi menimbulkan sifat kelamin sekunder.
d.        Progesteron
Dihasilkan juga oleh korpus luteum yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH. Hormon progesteron berfungsi juga untuk menebalkan dinding endometrium.










C.       PERBEDAAN SPERMATOGENESIS DAN OOGINESIS

Gametogenesis adalah proses pembuatan gamet; pada jantan disebut
dengan spermatogenesis dan pada betina disebut oogenesis.
Description: perbedaan.png

Tabel Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis:
No.
spermatogenesis
ooginesis
1
Terjadinya pembelahan meosis
Terjadinya pembelahan meosis

Secara simetris
Secara asimetris
2
Spermatogenesis terjadi tanpa henti
Oogenesisnya mempunyai
periode istirahat yang panjang
3
Menghasilkan 4 sel sperma
fungsional
Menghasilkan satu sel telur
fungsional dan 2 sel polosit
4
Sel-sel asal sperma
berkembang terus dan
membelah sepanjang hidup
laki-laki, sehingga jumlahnya
akan selalu bertambah
Ovariumnya mengandung
semua sel yang akan
berkembang menjadi sel telur,
sehingga jumlahnya akan selalu
berkurang
Keterangan
Keterangan tabel nomor 1
·         Simetris : ukuran oosit yang dihasilkan sama
·         Asimetris : ukuran oosit yang dihasilkan berbeda, ada yang berukuran
besar dan ada yang berukuran kecil
Keterangan tabel nomor 2
Saat perempuan masih berada di dalam kandungan, tepatnya pada bulan
ke-5, sel germinativum di ovarium bayi akan membelah secara mitosis
menjadi sel-sel oogonium. Pada masa janin tersebut terdapat sekitar 1 juta.oogonium di dua ovariumnya. Dan saat bayi perempuan tersebut lahir,oogonium menjadi 400 ribu dan akan berkurang lagi saat dia mengalami menstruasi pertamanya (menjadi 400).
Salah satu dari 400 ribu oogonium di dalam janin akan mengalami masa tumbuh dan berkembang menjadi oosit primer. Oosit primer ini kemudian mengalami dorman (fase istirahat) beberapa tahun hingga anak perempuan tersebut mengalami pubertas.
Seperti halnya pada wanita, sejak bayi laki-laki masih berada dalam
kandungan ibunya, tepatnya pada usia ke-5 bulan, janin telah memiliki
sejumlah bakal sel kelamin (primordial germ cell), hanya saja pada lelaki
bakal sel kelamin tersebut tidak mengalami degenerasi sehingga jumlahnya pun tetap saat dilahirkan.
Ketika terjadi pembelahan meiosis 1 pada spermatogenesis, dihasilkan 2 spermatosit sekunder, spermatosit sekunder yang satu akan berperan dalam spermatogenesis, sedangkan spermatosit sekunder yang satunya lagi akan bertindak sebagai induk sperma yang nantinya akan mnghasilkan bakal sel kelamin lagi. Hal ini menyebabkan spermatogensis terjadi terus menerus tanpa fase istirahat.
Keterangan tabel nomor 3
Pembelahan pada meosis I pada oogenesis, terjadi secara asimetris (menghasilkan oosit berukuran besar dan kecil), hal ini yang menyebabkan terjadinya polosit. Pada oosit yang berukuran kecil, volume sitoplasmanya lebih kecil dari volume intinya sehingga oosit tersebut tidak lagi dapat melakukan pembelahan dan terjadi degenerasi yang akhirnya disebutlah polosit. Pada meiosis 1 hanya terbentuk satu polosit, sedangkan pada meiosis 2 terbentuk 2 polosit sehingga hasil akhirnya terbentuklah satu sel telur dan 2 polosit.
Hasil pembelahan pada meiosis 1 pada spermatogenesis, berupa
spermatosis sekunder dengan ukuran yang sama besar. Rasio ukuran hasil dari pembelahan ini yang menyebabkan sperma tersebut dapat membe






Keterangan tabel nomor 4:
Laki- laki
wanita
·   Janin mempunyai 1 juta
spermatogonia
· Saat lahir, spermatogonianya tetap (1juta)
· Jika setiap satu spermatogonianya
mengalami spermatogenesis, maka dia akan mempunyai 4 juta sperma
· Spermatogenesis terjadi sepanjang
hayat sehingga jumlahnya menjadi tak terhingga
· Walaupun setiap satu kali ejakulasi
mengeluarkan 2-5 mililiter sperma (1mm= 50-130 sperma), suku cadang sperma bisa bertahan sampai umur 50an tahun.
· Janin mempunyai 1 juta gonium
· Saat lahir, goniumnya menjadi
400.000
· Saat menstruasi pertama,
goniumnya berkurang, menjadi 400
· 400/ 12 bulan = 35 tahun
Artinya 400 gonium ini bertahan
untuk 35 tahun, jika awal haidnya
saat berumur 12 tahun maka : (35 +12) tahun = 47 tahun, Dia akan
monopous pada umur 47 tahun.



















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan diatas bahwa, Spermatogenesis adalah proses gametogenesis  pada pria dengan cara pembelahan  meosis dan  Spermatogenesis pada sperma biasa terjadi di epididimis. Sedangkan tempat menyimpan sperma sementara terletak di vas diferense sedangkan Pembentukan dan pengembangan gamet perempuan dalam ovarium dikenal sebagai Oogenesis. Kemudian tahap – tahap spermatogenesis setiap testis terdiri atas tubulus seminiferus yang mampu menghasilkan miliaran sperma. Dinding tubulus seminiferus dilapisi oleh sel germinal (spermatogonium). Jika telah matang secara seksual, sebagian spermatogonium mulai melakukan spermatogenesis dan sisanya membelah diri secara mitosis untuk memperbanyak spermatogonium. Spermatogonium berubah menjadi spermatosit primer melalui pembelahan mitosis. Selanjutnya, spermatosit primer membelah diri secara miosis menjadi dua spermatosit sekunder yang haploid dan berukuran sama. Spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis dua menghasilkan empat spermatid. Spermatid adalah calon sperma yang belum berekor. Spermatid yang telah mempunyai ekor disebut sperma. Pada manusia spermatogenesis berlangsung lebih kurang 16 hari. Selama spermatogenesis, sperma menerima bahan makanan dari sel – sel sertoli. Sel sertoli merupakan tipe sel lainnya di dalam tubulus seminiferus. Sedangkan  tahapan ooginesis Penciptaan Oogonium tradisional bukan milik oogenesis, tetapi untuk jalan umum dari gametogenesis bersama dengan spermatogenesis.Oosit mencapai maksimum mereka pada 20 minggu usia kehamilan, saat ada sekitar tujuh juta dari mereka. Oogenesis adalah proses meiosis pada organisme wanita dari Oogonium ke oosit primer, ke oosit sekunder dan kemudian ke sebuah sel telur.
B.     SARAN
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah kami belum begitu baik bahkan belum bisa dikatakan sempurna maka demikianlah kami membutuhkan kritik dan saran  pembaca untuk memberikan bimbingan bahkan mengembangkan makalah kami ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar