BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Latar belakang pembuatan makalah ini
adalah demi memenuhi tugas dari Ibu dosen Nonik Ayu Wantini, S.ST, M.Kes.
yang mana tugas ini akan memberikan
manfaat bagi mahasiswa program studi bidan maupun mahasiswa keperawatan. Tugas
yang diberikan tidak lain yang berhubungan dengan profesi bidan itu sendiri
yaitu tentang proses terbentuknya spermatogenesis dan oogenesis hinggaperbedaan
yang spesifik dari kedua gametogenesis tersebut.
Gametogenesis
adalah perkembangan sel kelamin jantan dan betina atau gamet. Sedangkan gamet
adalah sel reproduksi haploid (oosit atau spermatozoa) yang penyatuannya
diperlukan dalam reproduksi seksual untuk mengawali perkembangan individu baru.
Gametogenesis merupakan pembelahan meiosis yakni metode khusus pembelahan sel,
terjadi pada maturasi sel kelamin dengan cara setiap inti sel anak menerima
separuh jumlah sifat kromosom sel somatik spesiesnya. Beberapa dari tahap –
tahap meiosis sangat menyerupai tahap – tahap terkait yang terdapat pada
mitosis. Meiosis, seperti halnya mitosis didahului oleh replikasi kromosom.
Namun, replikasi tunggal ini diikuti oleh dua pembelahan sel yang berurutan
yang disebut meiosis I dan meiosis II. Pembelahan ini menghasilkan empat sel
anak, masing – masing hanya mempunyai setengah dari jumlah kromosom sel induk.
1.
Interfase I
Meiosis didahului oleh interfase
yang mana selama fase ini setiap kromosom bereplikasi. Untuk setiap kromosom
hasilnya adalah dua kromatid saudara yang identik secara genetik yang tetap
melekat pada sentromernya. Pada fase ini sentrosom juga bereplikasi menjadi
dua.
2.
Meiosis I
a.
Profase I
Kromosom mulai memadat. Kromosom
homolog yang masing – masing tersusun dari dua kromatid saudara berpasangan
membentuk tetrad. Pada banyak tempat di sepanjang tubuhnya, kromatid kromosom
homolog saling menyilang yang dinamakan kiasmata (tunggal, kiasma). Kiasmata
berfungsi untuk mengikat kromosom agar tetap bersama. Sementara itu, komponen
seluler lainnya mempersiapkan pembelahan nukleus, sentrosom bergerak saling
menjauhi dan gelendong mikrotubula terbentuk di antaranya. Selubung nukleus dan
nukleoli menyebar. Akhirnya gelendong mikrotubula menangkap kinetokor yang
terbentuk pada kromosom dan kromosom mulai bergerak ke pelat metafase.
b.
Metafase I
Pasangan kromosom homolog tersusun
pada pelat metafase. Mikrotubula kinetokor dari satu kutub sel melekat pada
satu kromosom masing – masing pasangan, sementara itu mikrotubula dari kutub
yang berlawanan menempel pada homolognya.
c.
Anafase I
Alat gelendong menggerakkan kromosom
ke arah kutub. Kromatid saudara tetap terikat pada sentromernya dan bergerak ke
arah kutub yang sama. Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
d. Telofase I dan Sitokinesis
Aparatus gelendong terus memisahkan pasangan kromosom homolog sampai
kromosom mencapai kutub sel. Setiap kutub mempunyai satu set kromosom haploid
tetapi setiap kromosom memiliki dua kromatid saudara. Biasanya sitokinesis
(pembelahan sitoplasma) terjadi secara simultan dengan telofase I, membentuk
dua sel anak.
3. Meiosis II
a. Profase II
Aparatus
gelendong terbentuk dan kromosom berkembang ke arah pelat metafase II.
b.
Metafase II
Kromosom ditempatkan pada pelat
metafase dengan cara seperti mitosis, dengan kinetokor kromatid saudara dari
masing – masing kromosom menunjuk ke arah yang berlawanan.
c.
Anafase II
Sentromer kromatid saudara berpisah dan kromatid
saudara dari masing – masing pasangan bergerak ke arah kutub sel yang
berlawanan.
d.
Telofase II dan Sitokinesis
Nukles terbentuk pada kutub sel yang berlawanan dan
terjadi sitokinesis. Pada akhir sitokinesis terdapat 4 sel anak dengan kromosom
haploid.
B. Tujuan
1.
Agar mahasiswa
mengetahui proses dari spermatogenesis dan oogenesis
2.
Agar mahasiswa
mapu mebedakan tahap tahap dari spermatogenesis dan oogenesis
3.
Agar mahasiswa
dapat mengetahui bagian – bagian dari sperma maupun ovum
4.
Agar mahasiswa
dapat mengetahui hormone yang berpengaruh pada spermatogenesis dan ooginesis
c. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan spermatogenesis ?
2.
Apa yang dimaksud dengan oogenesis ?
3.
Bagaimana tahap –tahap spermatogenesis ?
4.
Bagaimana tahap – tahap oogenesis ?
5.
Bagaimana struktur dari spermatogenesis ?
6.
Bagaimana sturktur dari ooginesis ?
7.
Apa saja hormon yang mempengaruhi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. SPERMATOGENESIS
1. Definisi
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah
proses gametogenesis pada pria dengan
cara pembelahan meosis dan Spermatogenesis pada sperma biasa terjadi di epididimis. Sedangkan
tempat menyimpan sperma sementara terletak di vas diferense
Spermatogenesis berasal dari kata sperma dan genesis (pembelahan)
Pada
spermatogenesis terjadi pembelahan secar mitosis dan meosis. Spermatogenesis
merupakan tahap atau fase – fase pendewasaan sperma di epididimis . Setiap
satu spermatogonium akan menghasilkan empat sperma matang.
Sperma bentuknya kecil dan sel yang mudah berkembang
biak. Sperma yang dewasa memiliki bagian yang jelas seperti kepala yang mana
berisi nukleus sel. Kemudian di bagian tengah atau tubuh berisi
mitokondriauntuk memproduksi kebutuhan energi untuk bergerak dan ekor yang mana
memiliki alat gerak yang panjang gunanya untuk bergerak.
Pembentukan dan pengembangan sperma pada seminiferus
tubulus dari testis disebut Spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses dimana laki – laki
spermatogonoia berkembang menjadi spermatozoa matang. spermatozoa
adalah gamet pria dewasa. Jadi spermatogenesis adalah versi laki
– laki gamatogenesis. Pada mamalia itu occures dalam selera laki – laki di
epididimis secara bertahap dan untuk manusia membutuhkan 65 – 75 hari. Hal ini
penting untuk reproduksi seksual. Ini dimulai saat pubertas dan biasanya
terus terganggu sampai kematian.
Spermatogenesis menghasilkan gamet pria dewasa biasa
disebut sperma, namun secara khusus dikenal sebagai spermatozoa yang mampu
menyuburkan mitra perempuan gamet, oosit selama konsepsi untuk
menghasilkan individu tunggal yang disebut dikenal sebagai zigot.
2. Tahap –
tahap spermatogenesis
a.
Spermatogonium
Merupakan
tahap pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan oleh
testis. Spermatogoium terbentuk dari 46 kromososm
dan 2N kromatid.
b.
Spermatosit Primer
Merupakan mitosis
dari spermatogenium. Pada tahap ini tidak terjadi pembelahan. Spermatosit
primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid.
c.
Spermatosit Sekunder
Merupakan meosis dari spermatosist primer. Pada
tahap ini terjadi pembelahan secara meosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari
23 kromosom dan 1N
kromatid.
d.
Spermatid
Merupakan meosis dari
spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meosis
yang kedua.
Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N
kromatid.
e.
Sperma
Merupakan diferensiasi atau
pematangan dari spermatid. Pada tahap
ini terjadi diferensiasi. Sperma
terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid
dan
merupakan tahap sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan.
3.
Sruktur Spermatozoa
Bagian-bagian tersebut terbagi
atas 3 bagian utama, yaitu :
1.
Kepala
Pada bagian
kepala spermatozoon ini, terdapat inti tebal dengan sedikit sitoplasma
yang diselubungi oleh selubung tebal dan terdapat 23 kromosom dari sel ayah.
Selubung tebal yang dimadsud adalah akrosom, fungsinya adalah sebagai
pelindung dan menghasilkan enzim.
2.
Badan
Terdapat
mitokondria yang berbentuk spiral dan berukuran besar, berfungsi sebagai
penyedia ATP atau energi untuk pergerakan ekor.
3.
Ekor
Pada bagian ekor sperma yang
cukup panjang terdapat Axial Filament pada bagian dalam dan membrane
plasma dibagian luar yang berfungsi untuk pergerakan sperma.
4.
Hormone yang
mempengauhi spermatogenesis
1.
Hormon GnRH
Berfungsi
untuk merangsang lobus anterior pituitary untuk produksi hormon gonadotropin
FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).
2.
Testosterone
Hormon ini dihasilkan oleh sel – sel
leydig yang terdapat diantara tubulus
seminiferus testis. Hormon ini bertanggung jawab terhadap pembelahan sel – sel
epitel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembentukan spermatosit
sekunder.
3.
Hormon FSH (Follicle
Stimulating Hormone)
Berfungsi untuk merangsang
pembentukan sperma secara langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk
meghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium
untuk melakukan spermatogenesis.
4.
Hormon LH (Luteinizing
Hormone)
Berfungsi merangsang sel leydig untuk memperoleh sekresi testosterone
(yaitu suatu hormone sex yang penting untuk perkembangan sperma).
Secara sederhana proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus seminiferus
lewat langkah – langkah sebagai berikut ini :
1.
Ketika
seorang anak laki – laki mencapai pubertas pada usia 11 – 14 tahun, sel kelamin
jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium
menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
2.
Masing –
masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan
dua sel anak yang masing – masing berisi 46 kromosom lengkap.
3.
Dua sel anak
yang dihasilkan tersebut masing – masing disebut spermatogonium yang
kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak dan
satunya lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan
bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus.
4.
Spermatosit primer melakukan meiosis untuk
menghasilkan dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit
primer. Spermatosit sekunder ini masing – masing memiliki 23
kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau
X).
5.
Kedua spermatosit
sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan 4 sel lagi
yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
6.
Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang
tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan
proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.
B.
OOGENESIS
1. Definisi
Ooginesis
Pembentukan dan
pengembangan gamet perempuan dalam ovarium dikenal sebagai Oogenesis.
Ini adalah proses gametogenesis perempuan. Ini melibatkan berbagai tahap ovum
belum matang. Penciptaan Oogonium tradisional bukan milik oogenesis,
tetapi untuk jalan umum dari gametogenesis bersama dengan spermatogenesis.
Oosit mencapai
maksimum mereka pada 20 minggu usia kehamilan, saat ada sekitar tujuh juta dari
mereka. Oogenesis adalah proses meiosis pada organisme wanita dari Oogonium
ke oosit primer, ke oosit sekunder dan kemudian ke sebuah sel telur.
Ovarium atau
gamet wanita itu besar, berbentuk bola, dan sel yang tidak bergerak. Pada
sebuat telur yang matang kita dapat membedakan antara nukleus, sitoplasma yang
di dalamnya terdapat cadangan makanan dan tiga membran ( membran vitelin,
membran pellucik, dan radiata korona) untuk memberi makan dan menjaga telur.
Telur yang sedang berkembang dari sel disebut oosit (ovulasi belum matang )
yang berada di folikel dari lapisan luar ovarium.
Awal dari
suatu perkembangan adalah meleburnya inti ovum dan inti sperma. Organ yang
berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin secara umum disebut gonad. Sedangkan sel kelamin itu sendiri
disebut gamet (Artawan, 2002). Oleh
karena itu, terdapat dua macam gamet yaitu ovum dan sperma, maka ada dua jenis
pembentukan gamet (gametogenesis) yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Gonad
pada hewan betina adalah ovarium yang pada umumnya terdapat berpasangan. Oogenesis
adalah proses pembentukan sel yelur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai
dengan pembentukan bakal sel – sel telur
yang disebut oogenia (jamak; oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia sudah
terjadi sebelum kelahiran, yaitu didalam ovary fetus perempuan.
Adapun proses
pembentukan sel telur adalah sebagai berikut. Semula oogonia membelah secara
mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua
oosit primer membelah secara meiosis, namum hanya sampai pada fase profase.
Pembelahan meiosis tersebut berhenti hingga bayi lahir dan mencapai masa
pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan meiosis I. Hasil
pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit
sekunder dan yang satu sel berukuran lebih kecil yang disebut badan kutub
primer. Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami
pembelahan meiosis II. Namun, pembelahan tersebut dapat berlangsung jika
terjadi fertilisasi. Oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, satu sel
berukuran normal disebut ootid dan satu sel lagi berukuran lebih kecil disebut
badan kutub sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub
sekunder yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh
tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi
ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub segera hancur. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa setiap pembuahan oosit primer hanya menghasilkan satu ovum.
2. Tahap –
tahap proses ooginesis
a.
Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
b.
Oogonium berubah menjadi oosit primer yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis yang
menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
c.
Sel anak yang
lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat
mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak
sitoplasma dari Oosit primer.
d.
Sel anak yang
lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
e.
Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit
sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang
kedua. begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar
kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi
fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis
diulang kembali.
f.
Selama pemebelahan meiosis
kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya
disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum
siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai
perkembangan akhir atau finalnya menjadi ovum yang matang. Peristiwa
pengeluaran sel telur dikenal dengan istilah ovulasi. Pada setiap ovulasi
hanya satu telur yang matang dan dapat hidup 24 jam. Jika ovum yang
matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh
bersama dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi (Biohealth Indonesia,
2007).
3.
Struktur ovum
Secara morfologi dan anatomi,
terdapat bermacam – macam ovum. Ovum biasanya dibedakan berdasarkan atas jumlah
yolk atau deutoplasmanya yaitu :
a.
Alecithal, telur tipe
ini tidak mempunyai deutoplasma, akan tetapi telur yang seperti ini hampir
tidak ada karena untuk pertumbuhan embrio selalu membutuhkan makanan.
b.
Isolecithal (homolecithal, ovum tipe
ini hanya mengandung sedikit deutoplasma yang tersebar merata diseluruh ovum,
misalnya ovum mamalia tingkat tinggi dan invertebrate.
c.
Telolecithal, ovum tipe
ini biasanya memiliki deutoplasma yang cukup banyak dan terdapat pada bagian
kutub vegetal, misalnya ovum ikan dan unggas.
d. Sentrolecithal, pada ovum
tipe ini deutoplasmanya terdapat di tengah – tengah ovum, misalnya ovum
insekta.
Ovum yang deutoplasmanya sangat
banyak pada aves dan reptilian sering juga dinamakan ovum yang bertipe megalicithal atau polylecithal. Kemudian selaput – selaput pada telur dapat
digolongkan dalam tiga macam antara lain :
a.
Membran primer, yang
merupakan hasil/produk daripada ovum itu sendiri. Membran ini terdiri dari membranplasma dan membranvitellinus pada saat terjadi fertilisasi membranvitellinus ini akan terbagi dan
membentuk membran ketiga yang disebut membranfertilisasi.
Pada kebanyakan telur – telur hewan laut yang bertipe homolecithal biasanya ada lapisan tambahan berupa jelly (lapisan
tak hidup) diluar membranvitellinus.
Pada cacing pasir (Nereis) dilindungi
oleh benang – benang halus protoplasma.
b.
Membran sekunder, selaput
ini merupakan hasil/produk dari sel – sel folikel yang mengelilingi ovum selama
periode pemasakan ovum. Membran ini biasanya bersifat impermeable seperti
contohnya pada chorion dari telur
insekta dan juga pada telur cyclostomata
(myxine). Untuk memudahkan penetrasi
sperma, membran sekunder ini dilengkapi dengan satu atau lebih lubang kecil
yang disebut micropyle.
c.
Membran tersier, membran
ini merupakan hasil/produk dari oviduct, uterus dan kelenjar – kelenjar
tambahan. Membran tersier ini sangat beragam bentuk dan keberadaanya. Sebagai
contoh telur ayam memiliki tiga macam membran tersier yaitu :
1)
lapisan albumin
2)
membran cangkang (shell membran)
3)
cangkang dari zat kapur (calcareous
shell)
4. hormone yang mempengaruhi ooginesis
a. FSH (Follicle Stimulating Hormone
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel – sel folikel
sekitar sel ovum.
b.
LH (Luteinizing
Hormone)
Berfungsi merangsang terjadinya ovulasi
(yaitu proses pematangan sel ovum).
c.
Estrogen
Dihasilkan oleh folikel graff
dan dirangsang oleh FSH di dalam ovarium. Estrogen berfungsi
menimbulkan sifat kelamin sekunder.
d.
Progesteron
Dihasilkan juga oleh korpus
luteum yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH. Hormon
progesteron berfungsi juga untuk menebalkan dinding endometrium.
C. PERBEDAAN
SPERMATOGENESIS DAN OOGINESIS
Gametogenesis
adalah proses pembuatan gamet; pada jantan disebut
dengan
spermatogenesis dan pada betina disebut oogenesis.
Tabel
Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis:
No.
|
spermatogenesis
|
ooginesis
|
1
|
Terjadinya
pembelahan meosis
|
Terjadinya
pembelahan meosis
|
Secara
simetris
|
Secara
asimetris
|
|
2
|
Spermatogenesis
terjadi tanpa henti
|
Oogenesisnya
mempunyai
periode
istirahat yang panjang
|
3
|
Menghasilkan 4
sel sperma
fungsional
|
Menghasilkan
satu sel telur
fungsional dan
2 sel polosit
|
4
|
Sel-sel
asal sperma
berkembang
terus dan
membelah
sepanjang hidup
laki-laki,
sehingga jumlahnya
akan
selalu bertambah
|
Ovariumnya
mengandung
semua sel yang
akan
berkembang
menjadi sel telur,
sehingga
jumlahnya akan selalu
berkurang
Keterangan
|
Keterangan tabel nomor 1
·
Simetris : ukuran oosit yang dihasilkan
sama
·
Asimetris : ukuran oosit yang dihasilkan
berbeda, ada yang berukuran
besar dan ada yang berukuran kecil
Keterangan tabel nomor 2
Saat perempuan masih berada di dalam kandungan, tepatnya pada
bulan
ke-5, sel germinativum di ovarium bayi akan membelah secara
mitosis
menjadi sel-sel oogonium. Pada masa janin tersebut terdapat
sekitar 1 juta.oogonium di dua ovariumnya. Dan saat bayi perempuan tersebut
lahir,oogonium menjadi 400 ribu dan akan berkurang lagi saat dia mengalami
menstruasi pertamanya (menjadi 400).
Salah satu dari 400 ribu oogonium di dalam janin akan mengalami
masa tumbuh dan berkembang menjadi oosit primer. Oosit primer ini
kemudian mengalami dorman (fase istirahat) beberapa tahun hingga anak perempuan
tersebut mengalami pubertas.
Seperti halnya pada wanita, sejak bayi laki-laki masih berada
dalam
kandungan ibunya, tepatnya pada usia ke-5 bulan, janin telah
memiliki
sejumlah bakal sel kelamin (primordial germ cell), hanya saja pada
lelaki
bakal sel kelamin tersebut tidak mengalami degenerasi sehingga
jumlahnya pun tetap saat dilahirkan.
Ketika terjadi pembelahan meiosis 1 pada spermatogenesis,
dihasilkan 2 spermatosit sekunder, spermatosit sekunder yang satu akan berperan
dalam spermatogenesis, sedangkan spermatosit sekunder yang satunya lagi akan
bertindak sebagai induk sperma yang nantinya akan mnghasilkan bakal sel kelamin
lagi. Hal ini menyebabkan spermatogensis terjadi terus menerus tanpa fase
istirahat.
Keterangan tabel nomor 3
Pembelahan pada meosis I pada oogenesis, terjadi secara asimetris
(menghasilkan oosit berukuran besar dan kecil), hal ini yang menyebabkan
terjadinya polosit. Pada oosit yang berukuran kecil, volume sitoplasmanya lebih
kecil dari volume intinya sehingga oosit tersebut tidak lagi dapat melakukan
pembelahan dan terjadi degenerasi yang akhirnya disebutlah polosit. Pada
meiosis 1 hanya terbentuk satu polosit, sedangkan pada meiosis 2 terbentuk 2
polosit sehingga hasil akhirnya terbentuklah satu sel telur dan 2 polosit.
Hasil pembelahan pada meiosis 1 pada spermatogenesis, berupa
spermatosis sekunder dengan ukuran yang sama besar. Rasio ukuran
hasil dari pembelahan ini yang menyebabkan sperma tersebut dapat membe
Keterangan
tabel nomor 4:
Laki- laki
|
wanita
|
· Janin mempunyai 1 juta
spermatogonia
·
Saat lahir, spermatogonianya tetap
(1juta)
· Jika setiap satu spermatogonianya
mengalami spermatogenesis, maka dia akan mempunyai 4 juta
sperma
· Spermatogenesis terjadi sepanjang
hayat sehingga jumlahnya menjadi tak terhingga
·
Walaupun setiap satu kali ejakulasi
mengeluarkan 2-5 mililiter sperma (1mm= 50-130 sperma),
suku cadang sperma bisa bertahan sampai umur 50an tahun.
|
· Janin mempunyai 1 juta gonium
·
Saat lahir, goniumnya menjadi
400.000
·
Saat menstruasi pertama,
goniumnya berkurang, menjadi 400
·
400/ 12 bulan = 35 tahun
Artinya 400 gonium ini bertahan
untuk 35 tahun, jika awal haidnya
saat berumur 12 tahun maka : (35 +12) tahun = 47 tahun,
Dia akan
monopous pada umur 47 tahun.
|
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari pembahasan diatas bahwa, Spermatogenesis adalah
proses gametogenesis pada pria dengan
cara pembelahan meosis dan
Spermatogenesis pada sperma biasa terjadi di epididimis. Sedangkan
tempat menyimpan sperma sementara terletak di vas diferense sedangkan Pembentukan dan
pengembangan gamet perempuan dalam ovarium dikenal sebagai Oogenesis.
Kemudian tahap – tahap spermatogenesis setiap testis terdiri atas
tubulus seminiferus yang mampu menghasilkan miliaran sperma. Dinding tubulus
seminiferus dilapisi oleh sel germinal (spermatogonium). Jika telah matang
secara seksual, sebagian spermatogonium mulai melakukan spermatogenesis dan
sisanya membelah diri secara mitosis untuk memperbanyak spermatogonium.
Spermatogonium berubah menjadi spermatosit primer melalui pembelahan mitosis.
Selanjutnya, spermatosit primer membelah diri secara miosis menjadi dua
spermatosit sekunder yang haploid dan berukuran sama. Spermatosit sekunder
mengalami pembelahan meiosis dua menghasilkan empat spermatid. Spermatid adalah
calon sperma yang belum berekor. Spermatid yang telah mempunyai ekor disebut
sperma. Pada manusia spermatogenesis berlangsung lebih kurang 16 hari. Selama spermatogenesis,
sperma menerima bahan makanan dari sel – sel sertoli. Sel sertoli merupakan
tipe sel lainnya di dalam tubulus seminiferus. Sedangkan tahapan ooginesis Penciptaan Oogonium
tradisional bukan milik oogenesis, tetapi untuk jalan umum dari gametogenesis
bersama dengan spermatogenesis.Oosit mencapai maksimum mereka pada 20 minggu
usia kehamilan, saat ada sekitar tujuh juta dari mereka. Oogenesis adalah
proses meiosis pada organisme wanita dari Oogonium ke oosit primer, ke oosit
sekunder dan kemudian ke sebuah sel telur.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa pembuatan
makalah kami belum begitu baik bahkan belum bisa dikatakan sempurna maka
demikianlah kami membutuhkan kritik dan saran
pembaca untuk memberikan bimbingan bahkan mengembangkan makalah kami
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar