Senin, 28 Maret 2016

Dimensi Psikologi Remaja


A.   Pengertian Psikologi pada Remaja
Secara etimologi psikologi berasal dari kata “Psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup dan “logos” yang berarti ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikoligi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Jika kita mengacu padasalah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kitamengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.
Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dandikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individudalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
 Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun.Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan. Remaja juga berasal dari kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu
  • Masa remaja awal, 12 - 15 tahun
  • Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun
  • Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun
Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:192) Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.
B.   Aspek – aspek Perkembangan Masa Remaja
1.      Perkembangan Fisik
Secara umum, terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat dalam masa remaja awal ( 12/13- 17/18 tahun). Menurut Dr. Zakiah Darajat, bahwa diantara hal yang kurang menyenangkan remaja adalah adanya beberapa bagian tubuh yang cepat pertumbuhannya sehingga mendahului bagian yang lain seperti kaki, tangan dan  hidung yang mengakibatkan cemasnya remaja melihat wajah dan tubuhnya yang kurang bagus. Hal lain yang dikhawatirkan adlah bentuk badan yang terlalu gemuk, kurus , pendek , tinggi ( jangkung). Wajah yang kuraang tampan atau cantik, ada jerawatnya dan sebagainya.
Pertumbuhan kelenjar – kelenjar seks( Gonads) remaja, sesungguhnya merupakan bagian integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh lebih lagi , bahwa kwmatangan seksual dalam usia remaja awal dan parohan pertama remaja akhir mempunyai korelasi positif dengan perkembangan social mereka. Hal semacam ini ditunjukan oleh hasil penelitian James dan Moore terhadap remaja usia antara 12- 21 tahun dengan jumlah sampel 535 orang. Perkembangan perilaku seksual yang lebih bersangkutan denga diri remaja, diantaranya yang sangat menonjol dan pentung adalah onani atau masturbasi. Hal – hal seperti tentang seks ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap minat mereka pada sekolah atau pelajaran.
Pertumbuhan otak anak wanita meningkat lebih cepat dalam usia 11 tahun dibandingkan pertumbuhan otak pria, tetapi

pertumbuhan otak pria di usia 13 tahun meningkat 2 kali lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan pertumbuhan anak wanita seusia. Selain itu terdapat bukti – bukti hasil penelitian yang menyimpulkan hal yang menyangkut pola dan cara berpikir remaja. Cenderung mengikuti orang –orang dewasa yang telah mampu menunjukan daya pikirnya. Ini mengisyaratkan adanya  sisi positif dari perkembangan kemampuan psikis remaja awal. Sisi positif pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan piker remaja, memanglah berimplikasi terhadap praktek – praktek pendidikan di sekolah.
2.      Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget ( dalam Santrock, 2001) seorang remaja termotivasi untuk memaha,I dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka sendiri, dimana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja kedalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan suatu hal – hal atau ide – ide yang lebih penting dibandingkan ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide – ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mapu mengolah cara berpikir mereka sehingga muncul ide – ide baru.
Perkembangan kognitif adalah  perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir dan berbahasa. Piaget ( dalam Papila dan Olds, 2001) mengemukakan bahwa ada masa kematangan kognitif pada remaja yaitu interaksi dari struktur otak yag telah sempurna dan lingkungan social yang semakin meluas untuk eksperimentasi untuk memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal ( dalam Papila dan Olds, 2001).
3.      Perkembangan Kepribadian dan Sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan secara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi dengan secara unik, sedangkan perkembanan social berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain ( Papila dan Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting bagi remaja adalah pencarian identitas dir. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah
proses menjadi seseorang yang unik dengan peran penting dalam hidup (Erikson dalam Papila dan Olds, 2001).
Perkembangan social pada remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibandingkan orang tua (Corger, 1991; Papila dan Olds, 2001). Dibandingkan dnegan masa anak – anak, masa remaja banyak melakukan kegiatan diluar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstrakulikuler dan bermain dengan teman ( Conger, 1991; Papila dan Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja , pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai yahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menetukan tindakan sendiri namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya ( Conger, 1991).
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seseorang remaja tentang perilakunya ( Beyth- Marom, et al, 1993; Conger, 1991;Deaux, et al, 1993; Papila dan Olds, 2001). Conger ( 1991) dan Papila dan Olds ( 2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup.  Bagi remaja, teman – teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaiman cara berpakaian yang menarik , music atau film apa yang bagus dan sebaginya(Conger, 1991).
4.      Perkembangan Emosi
Timbul sikap, perasaan / emosi itu (positif atau negative) merupakan produk pengamatan dan pengalam individu secara unik dengan benda fisik lingkungannya. Dengan orang tua dan saudara, serta pergaulan social yang lebih luas perasaan yang sangat ditakuti oleh remaja adalah takut dikucilkan atau tersindir dari kelompoknya. Rasa sedih merupakan sebagian emosi yang sangat menonjol dalam masa remaja awal.
Sebaliknya perasaan gembira biasanya tampak maakala si remaja mendapat pujian, terutama pujian terhadap diri atau hasil usahanya. Bentuk – bentuk emosi yang sering muncul dalam masa remaja awal adalah marah, malu, takut, cemas, cemburu, iri hati, sedih , gembira, kasih sayang dan  ingin tahu.
5.      Perkembangan Minat/ Cita- cita
Minat adalah suatu perangkat mental yab g terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada usatu pilihan tertentu sedangkan cita – cita meripakan perwujudan dari minat. Bentuk – bentuk minat/ cita –cita yang dipunyai remaja awal, sangat beagam bentuknya seperti minat pribadi dan social. Minat terhadap rekreasi, minat terhadap agama dan terhadap sekolah.


C.   Ciri – Ciri Perkembangan dari  Remaja
1.      Ciri-ciri remaja awal (10 – 14 tahun)
1. Ciri Fisik :
a)    Laju perkembangan secara umum berlangsung pesat.
b)   Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering- kali kurang seimbang.
c)    Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbul bulu pada pubic region, otot mengembang pada bagian – bagian tertentu), disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis kelamin (menstruasi pada wanita dan day dreaming pada laki-laki).
2. Ciri Psikomotor :
a)    Gerak – gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan.
b)   Aktif dalam berbagai  jenis cabang permainan.
3. Ciri Bahasa :
a)    Berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing.
b)   Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik dan estetik.

4. Ciri Perilaku Kognitif :
a)    Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi, diferen-siasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas.
b)   Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat.
c)    Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan kecenderungan-kecende- rungan yang lebih jelas.
5. Ciri Perilaku Sosial :
a)    Diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat temporer.
b)   Adanya kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi.
 6. Ciri Moralitas :
a)    Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua.
b)   Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya.
c)    Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya.
7. Ciri PerilakuKeagamaan :
a)    Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis.
b)   Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya.
c)    Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
8. Ciri Konatif, Emosi,  Afektif dan Kepribadian :
a)    Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri) mulai menunjukkan arah kecenderungannya.
b)   Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum terkendali seperti pernya-taan marah, gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti dalam yang cepat.
c)    Kecenderungan-kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), meski masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba.
d)   Merupakan masa kritis dalam rangka meng-hadapi krisis identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psiko-sosialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya.

2.       Ciri-ciri remaja akhir (15 – 20 tahun)

1. Ciri Fisik :
a)    Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat.
b)   Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan orang dewasa.
c)    Siap berfungsinya organ-organ reproduktif seperti pada orang dewasa.
2. Ciri Psikomotor :
a)    Gerak gerik mulai mantap.
b)   Jenis  dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja.
3. Ciri Bahasa :
a)    Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya.
b)   Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, ethis, religius.
4. Ciri Perilaku Kognitif :
a)    Sudah mampu meng-operasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuan membuat generalisasi yang lebih bersifat konklusif dan komprehensif.
b)   Tercapainya titik puncak kedewasaan  bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia 50-60) menjadi deklinasi.
c)    Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya.
5. Ciri Perilaku Sosial :
a)    Bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif dan lebih lama (teman dekat).
b)   Kebergantungan kepada kelompok sebaya berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang banyak memiliki kesamaan minat.
6. Ciri Moralitas :
a)    Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai atau normatif yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat ber-buat keliru atau kesalahan.
b)   Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau sistem nilai yang dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya.
c)    Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasan- nya mana yang harus dirundingkan dengan orang tuanya.
7. Ciri Perilaku Keagamaan :
a)    Eksistensi dan sifat kemurah-an dan keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya.
b)   Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri secara tulus ikhlas.
c)    Mulai menemukan pegangan hidup.
8. Ciri Konatif, Emosi,  Afektif dan Kepribadian :
a)    Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan mewarnai pola dasar kepribadiannya.
b)   Reaksi-reaksi dan ekspresi  emosinalnya tampak mulai terkendali dan dapat menguasai dirinya.
c)    Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karier atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi warna kepada tipe kepribadiannya.
d)   Kalau kondisi psikososialnya menunjang secara positif maka mulai tampak dan ditemukan identitas kepriba-diannya yang relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai masa dewasa.


D.  Karakteristik dari Perkembangan Remaja
a.       Perkembangan fisik
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentang kehidupan individu dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Masa pertama terjadi pada fase prenatal dan bayi. Bagian-bagian tubuh tertentu pada tahun-tahun permulaan kehidupan secara proporsional terlalu kecil, namun pada masa remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena terlebih dahulu mencapai kematangan dari pada bagian-bagian yang lain. Hal yang paling jelas terlihat pada hidung, kaki dan tangan. Pada masa remaja akhir proporsi tubuh individu mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya.
Dalam perkembangan seksualitas remaja ,ditandai dengan dua ciri yaitu sebagai berikut:
a)            Ciri-ciri seks primer
Ø  Pada remaja pria ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis. Setelah testis mulai tumbuh dan penis menjadi panjang ,pembuluh mani dan kelenjar prostat semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut ,memungkinkan remaja pria (sekitar usia 14-15 tahun ) mengalami “mimpi basah”.
Ø  Pada remaja wanita kematangan organ seksualnya ditandai dengan tumbuhnya rahim ,vagina dan ovarium(indung telur). Ovarium menghasilkan telur dan mengeluarkan hormon-hormon yang dikeluarkan untuk kehamilan ,menstruasi. Pada masa ini sekitar usia 11-15 tahun remaja wanita mengalami menstruasi pertama.
b)            Ciri-ciri seks sekund
v  Wanita     :Tumbuh rambut atau bulu disekitar kemaluan dan ketiak , bertambah besar buah dada , bertambah besarnya pinggul.
v   Pria           :Tumbuh rambut atau bulu disekitar kemaluan dan ketiak, terjadi perubahan suara, tumbuh kumis , tumbuh jakun.
b.      Perkembangan kognitif (intelektual)
Pada usia 12-20 tahun proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Pada usia 16 tahun berat otak sudah menyamai orang dewasa. Pada masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran syaraf Lobe frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau mengambil keputusan. Lobe frontal ini berkembang sampai usia 20 tahun lebih dan sangat berpengaruh pada kemampuan intelektual remaja,seperti halnya anak usia 12 tahun  walaupun secara intelektual remaja tersebut berbakat namun belum bijaksana.
c.       Perkembangan emosi
Pada masa remaja merupakan puncak emosionalitas yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik serta organ-organ seksual yang mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta ,rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada remaja awal perkembangan emosinya menunjukan sifat sensitive dan reaktif terhadap peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat negative dan temperamental. Sedang remaja akhir sudah bias mengendalikan emosinya.
d.      Perkembangan Sosial
 Pada masa remaja berkembang “social cognition” yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik ,baik menyangkut sifat-sifat pribadi minat nilai-nilai maupun perasaannya. Pemahamannya , mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan teman sebaya, baik melalui persahabatan maupun percintaan. Dalam hubungan persahabatan , remaja memilih teman yang memiliki kualitas psikologisnya relative sama dengan dirinya, baik menyangkut interes, sikap, nilai maupun kepribadian. Pada masa ini juga remaja cenderung mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, hobby dan juga keinginan orang lain.
e.       Perkembangan Moral
Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan yang dinilai baik oleh orang lain. Keberagaman tingkat moral remaja disebabkan karena faktor penentuannya yang beragam juga. Salah satu yang mempengaruhi adalah orangtua.
f.       Perkembangan kepribadian
            Sifat-sifat kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual,  emosional, sosial, kognitif dan nilai-nilai. Pada masa remaja paling penting bagi pengembangan dan integrasi kepribadian. Faktor-faktor dan pengalaman baru yang tampak terjadinya perubahan kepribadian pada masa meliputi remaja:
a) .  Perolehan pertumbuhan fisik yang menyerupai masa dewasa.
b) . Kematangan seksual yang disertai dengan dorongan-dorongan dan emosi baru.
c). Kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk mengarahkan diri dan mengevaluasi diri kembali tentang standar (norma), tujuan dan cita-cita.
d). Kebutuhan akan persahabatan yang bersifat heteroseksual ,berteman dengan pria maupun wanita.
Masa remaja merupakan saat berkembangnya identity (jati diri). Perkembangan “identity” merupakan isu sentral pada masa remaja yang memberikan dasar bagi masa dewasa. Erikson meyakini bahwa perkembangan identity pada masa remaja berkaitan erat dengan komitmen terhadap okupasi masa depan.
Dalam mengolaborasi teori Erikson tentang identity remaja , James Marcia dkk. Mengemukan bahwa ada empat alternative bagi remaja dalam menguji diri dan pilihan-pilihannya yaitu sebagai berikut.[4]
a)    Identity Achievement, yang berarti bahwa setelah remaja memahami pilihan yang realistik , maka dia harus membuat pilihan dan berprilaku sesuai dengan pilihannya.
b)    Identity Foreclosure, menerima pilihan orangtua tanpa mempertimbangkan pilihannya.
c)      Identity Diffusion yang berarti kebingungan tentang siapa dirinya dan mau apa dalam hidupnya.
d)     Moratorium, penundaan dalam komitmen remaja terhadap pilihan-pilihan aspek pribadi atau okupasi. Dalam hal ini Erikson menyadari bahwa remaja dalam masyarakat yang kompleks mengalami krisis identitas atau periode moratorium dan kebingungan yang temporer.
g.      Perkembangan kesadaran beragama
Untuk memperoleh kejelasan tentang kesadaran beragama remaja dapat disimak sebagai berikut:
a)      Masa remaja awal (sekitar usia 13-16 tahun)
Pada masa ini kepercayaan kepada tuhan kadang-kadang sangat kuat ,akan tetapi kadang sangat berkurang. Hal ini dapat terlihat pada cara beribadah kadang rajin kadang juga malas. Kegoncangan dalam keberagamaan ini muncul karena disebabkan faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal seperti matangnya organ seks yang mendorong untuk memenuhi kebutuhan tersebut, namun disisi lain dilarang oleh agama. Yang lain adalah bersifat psikologis yaitu sikap independen, keinginan untuk bebas , tidak mau terikat oleh norma keluarga. Edang berkaitan dengan perkembangan budaya dalam masyarakat, yang tidak jarang bertentangan dengan nilai-nilai agama seperti beredarnya film-film dan foto-foto porno, miras, ganja atau obat-obat terlarang.
Apabila kurang mendapat bimbingan keagamaan dalam keluarga maka dapat menjadi pemicu berkembangnya sikap  dan perilaku remaja yang kurang baik seperti pergaulan bebas( free sex), minum-minuman keras ,menghisap ganja dan menjadi trouble maker dalam masyarakat.


b)        Masa remaja akhir (17-21 tahun)
Secara psikologis , masa ini merupakan permulaan masa dewasa , emosinya mulai stabil dan pemikirannya kritis. Dalam kehidupan beragama, remaja sudah mulai melibatkan diri kedalam kegiatan-kegiata keberagamaan dan dapat membedakan agama sebagai ajaran dengan manusia sebagai penganutnya diantaranya ada yang shalih dan tidak.

A.   Kesimpulan
                                    Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Sedangkan Pandangan Piaget dalam bukunya Sitti Hartinah yang menyatakan bahwa secara psilologis remaja adalah suatu usia di mana anak tidak merasa berada di bawah tingjat yang lebih tua, melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.
 Perkembangan-perkembangan yang dialami pada masa remaja, antara lain: perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral, perkembangan kepribadian, dan perkembangan kesadaran beragama.

Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa perubahan yang sering disebut dengan masa pubertas. Di Masa inilah peserta didik itu mulai gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Di masa ini pula sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di masa kanak-kanak hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak pantas.mereka akan mulai mengetehui masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Disini orang tua berperan sebagai penasihat sekaligus pengawas tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh dalam mengambil suatu keputusan.

Adapun beberapa karakteristik dari anak usia remaja adalah:

·       Masa remaja merupakan periode penting artinya segala sesuatu yang terjadi baik jangka pendek maupun panjang berakibat langsung terhadap sikap dan prilaku mereka
·       Masa remaja merupakan periode peralihan artinya anak beralih menjadi dewasa dan meniggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanakan dan mempelajari prilaku baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.
·       Masa remaja merupakan periode perubahan yang mencakup perubahan emosi, perubahan proporsi tubuh, minat, perilaku dan nilai yang dianut.
·       Masa remaja merupakan masa mencari identitas
Usia remaja merupakan usia yang menimbulkan ketakutan karena menimbulkan beberapa pertentangan dengan orangtua.
·     Masa remaja merupakan masa tidak realistik. Hal ini disebabkan sudut pandang mereka terhadap sesuatu dan menjadikannya cermin. Semakin tidak realistic cita-citanya maka anak akan semakin menjadi marah dan akan sakit hati apabila semua harapan tidak berhasil dicapainya
·     Masa remaja sebagai ambang masa dewasa artinya mereka akan merubah stereotif baru menjadi remaja dewasa dengan melakukan peran baru menjadii sosok orang dewasa dalam hal prilaku dan sikap serta tindakan mereka sehingga memberikan citra yang mereka inginkan



DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga, 1990.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta : C.V. Rajawali, 1991

Tidak ada komentar:

Posting Komentar