A. Pengertian Psikologi pada Remaja
Secara
etimologi psikologi berasal dari kata “Psyche” yang berarti jiwa atau
nafas hidup dan “logos” yang berarti ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut
seolah-olah psikoligi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang
jiwa.
Jika kita
mengacu padasalah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka
tidaklah tepat jika kitamengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat
abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.
Berkenaan
dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dandikaji
adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku
individudalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut psikologi,
remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada
usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang
cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk
tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada,
perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini,
pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis,
abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar
keluarga.
Dilihat dari bahasa
inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan
tahun.Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh
sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam
membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan. Remaja juga berasal dari kata
latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental,
emosional,
sosial,
dan fisik
(Hurlock, 1992). Remaja memiliki tempat di antara anak-anak
dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga
berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994)
bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi
atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi
memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.Masa remaja
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita
dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di
antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa
pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka
bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak,
tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh
Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum
digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga,
yaitu
- Masa remaja awal, 12 - 15 tahun
- Masa remaja pertengahan, 15 –
18 tahun
- Masa remaja akhir, 18 – 21
tahun
Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja
menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12
– 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 –
21 tahun (Deswita, 2006:192) Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini &
Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa
remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan
rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses
pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.
B.
Aspek – aspek Perkembangan Masa Remaja
1. Perkembangan
Fisik
Secara
umum, terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat dalam masa
remaja awal ( 12/13- 17/18 tahun). Menurut Dr. Zakiah Darajat, bahwa diantara
hal yang kurang menyenangkan remaja adalah adanya beberapa bagian tubuh yang
cepat pertumbuhannya sehingga mendahului bagian yang lain seperti kaki, tangan
dan hidung yang mengakibatkan cemasnya
remaja melihat wajah dan tubuhnya yang kurang bagus. Hal lain yang
dikhawatirkan adlah bentuk badan yang terlalu gemuk, kurus , pendek , tinggi (
jangkung). Wajah yang kuraang tampan atau cantik, ada jerawatnya dan
sebagainya.
Pertumbuhan
kelenjar – kelenjar seks( Gonads) remaja, sesungguhnya merupakan bagian
integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh lebih lagi
, bahwa kwmatangan seksual dalam usia remaja awal dan parohan pertama remaja
akhir mempunyai korelasi positif dengan perkembangan social mereka. Hal semacam
ini ditunjukan oleh hasil penelitian James dan Moore terhadap remaja usia
antara 12- 21 tahun dengan jumlah sampel 535 orang. Perkembangan perilaku
seksual yang lebih bersangkutan denga diri remaja, diantaranya yang sangat
menonjol dan pentung adalah onani atau masturbasi. Hal – hal seperti tentang
seks ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap minat mereka pada sekolah atau
pelajaran.
Pertumbuhan
otak anak wanita meningkat lebih cepat dalam usia 11 tahun dibandingkan
pertumbuhan otak pria, tetapi
pertumbuhan
otak pria di usia 13 tahun meningkat 2 kali lebih cepat dibandingkan dengan
kecepatan pertumbuhan anak wanita seusia. Selain itu terdapat bukti – bukti
hasil penelitian yang menyimpulkan hal yang menyangkut pola dan cara berpikir
remaja. Cenderung mengikuti orang –orang dewasa yang telah mampu menunjukan
daya pikirnya. Ini mengisyaratkan adanya
sisi positif dari perkembangan kemampuan psikis remaja awal. Sisi
positif pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan piker remaja, memanglah
berimplikasi terhadap praktek – praktek pendidikan di sekolah.
2. Perkembangan
Kognitif
Menurut
Piaget ( dalam Santrock, 2001) seorang remaja termotivasi untuk memaha,I dunia
karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja
secara aktif membangun dunia kognitif mereka sendiri, dimana informasi yang
didapatkan tidak langsung diterima begitu saja kedalam skema kognitif mereka.
Remaja sudah mampu membedakan suatu hal – hal atau ide – ide yang lebih penting
dibandingkan ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide – ide tersebut.
Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati,
tetapi remaja mapu mengolah cara berpikir mereka sehingga muncul ide – ide
baru.
Perkembangan
kognitif adalah perubahan kemampuan
mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir dan berbahasa. Piaget ( dalam
Papila dan Olds, 2001) mengemukakan bahwa ada masa kematangan kognitif pada
remaja yaitu interaksi dari struktur otak yag telah sempurna dan lingkungan
social yang semakin meluas untuk eksperimentasi untuk memungkinkan remaja untuk
berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap
operasi formal ( dalam Papila dan Olds, 2001).
3.
Perkembangan Kepribadian dan Sosial
Yang
dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan secara individu
berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi dengan secara unik, sedangkan
perkembanan social berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (
Papila dan Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting bagi remaja
adalah pencarian identitas dir. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri
adalah
proses
menjadi seseorang yang unik dengan peran penting dalam hidup (Erikson dalam
Papila dan Olds, 2001).
Perkembangan
social pada remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibandingkan orang
tua (Corger, 1991; Papila dan Olds, 2001). Dibandingkan dnegan masa anak –
anak, masa remaja banyak melakukan kegiatan diluar rumah seperti kegiatan
sekolah, ekstrakulikuler dan bermain dengan teman ( Conger, 1991; Papila dan
Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya
adalah besar.
Pada diri
remaja , pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun
remaja telah mencapai yahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menetukan
tindakan sendiri namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak
dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya ( Conger, 1991).
Kelompok
teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seseorang
remaja tentang perilakunya ( Beyth- Marom, et al, 1993; Conger, 1991;Deaux, et
al, 1993; Papila dan Olds, 2001). Conger ( 1991) dan Papila dan Olds ( 2001)
mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi
remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman – teman menjadi sumber
informasi misalnya mengenai bagaiman cara berpakaian yang menarik , music atau
film apa yang bagus dan sebaginya(Conger, 1991).
4. Perkembangan
Emosi
Timbul
sikap, perasaan / emosi itu (positif atau negative) merupakan produk pengamatan
dan pengalam individu secara unik dengan benda fisik lingkungannya. Dengan
orang tua dan saudara, serta pergaulan social yang lebih luas perasaan yang
sangat ditakuti oleh remaja adalah takut dikucilkan atau tersindir dari
kelompoknya. Rasa sedih merupakan sebagian emosi yang sangat menonjol dalam
masa remaja awal.
Sebaliknya
perasaan gembira biasanya tampak maakala si remaja mendapat pujian, terutama
pujian terhadap diri atau hasil usahanya. Bentuk – bentuk emosi yang sering
muncul dalam masa remaja awal adalah marah, malu, takut, cemas, cemburu, iri
hati, sedih , gembira, kasih sayang dan
ingin tahu.
5. Perkembangan
Minat/ Cita- cita
Minat
adalah suatu perangkat mental yab g terdiri dari suatu campuran dari perasaan,
harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan
individu kepada usatu pilihan tertentu sedangkan cita – cita meripakan
perwujudan dari minat. Bentuk – bentuk minat/ cita –cita yang dipunyai remaja
awal, sangat beagam bentuknya seperti minat pribadi dan social. Minat terhadap
rekreasi, minat terhadap agama dan terhadap sekolah.
C.
Ciri – Ciri
Perkembangan dari Remaja
1.
Ciri-ciri
remaja awal (10 – 14 tahun)
1. Ciri Fisik :
a) Laju perkembangan secara umum berlangsung pesat.
b) Proporsi
ukuran tinggi dan berat badan sering- kali kurang seimbang.
c) Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbul bulu pada pubic region, otot
mengembang pada bagian – bagian tertentu), disertai mulai aktifnya sekresi
kelenjar jenis kelamin (menstruasi pada wanita dan day dreaming pada
laki-laki).
2. Ciri Psikomotor :
a) Gerak – gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan.
b) Aktif
dalam berbagai jenis cabang permainan.
3. Ciri Bahasa :
a) Berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik
mempelajari bahasa asing.
b) Menggemari
literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik dan estetik.
4. Ciri Perilaku Kognitif :
a) Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika
formal (asosiasi, diferen-siasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak,
meskipun relatif terbatas.
b) Kecakapan
dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat.
c) Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan
kecenderungan-kecende- rungan yang lebih jelas.
5. Ciri Perilaku Sosial :
a) Diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan
keinginan bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat temporer.
b) Adanya
kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas
yang tinggi.
6. Ciri Moralitas :
a) Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh
orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua.
b) Dengan
sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau
sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya.
c) Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat
dengan tipe idolanya.
7. Ciri PerilakuKeagamaan :
a) Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai
dipertanyakan secara kritis dan skeptis.
b) Penghayatan
kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya semacam
tuntutan yang memaksa dari luar dirinya.
c) Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
8. Ciri Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian :
a) Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga
diri dan aktualisasi diri) mulai menunjukkan arah kecenderungannya.
b) Reaksi-reaksi
dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum terkendali seperti pernya-taan
marah, gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti
dalam yang cepat.
c) Kecenderungan-kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak
(teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), meski masih dalam
taraf eksplorasi dan mencoba-coba.
d) Merupakan
masa kritis dalam rangka meng-hadapi krisis identitasnya yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi psiko-sosialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya.
2.
Ciri-ciri remaja akhir
(15 – 20 tahun)
1. Ciri Fisik :
a) Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat.
b) Proporsi
ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan orang dewasa.
c) Siap berfungsinya organ-organ reproduktif seperti pada orang
dewasa.
2. Ciri Psikomotor :
a) Gerak gerik mulai mantap.
b) Jenis dan
jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang
menunjang kepada persiapan kerja.
3. Ciri Bahasa :
a) Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya.
b) Menggemari
literatur yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, ethis,
religius.
4. Ciri Perilaku Kognitif :
a) Sudah mampu meng-operasikan kaidah-kaidah logika formal disertai
kemampuan membuat generalisasi yang lebih bersifat konklusif dan komprehensif.
b) Tercapainya
titik puncak kedewasaan bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu
saat (usia 50-60) menjadi deklinasi.
c) Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan
kemantapannya.
5. Ciri Perilaku Sosial :
a) Bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif dan
lebih lama (teman dekat).
b) Kebergantungan
kepada kelompok sebaya berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat
pilihannya yang banyak memiliki kesamaan minat.
6. Ciri Moralitas :
a) Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai atau normatif
yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat ber-buat keliru atau
kesalahan.
b) Sudah
berangsur dapat menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau
sistem nilai yang dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya.
c) Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasan- nya mana
yang harus dirundingkan dengan orang tuanya.
7. Ciri Perilaku Keagamaan :
a) Eksistensi dan sifat kemurah-an dan keadilan Tuhan mulai
dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya.
b) Penghayatan
kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan
pertimbangan hati nuraninya sendiri secara tulus ikhlas.
c) Mulai menemukan pegangan hidup.
8. Ciri Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian :
a) Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan mewarnai
pola dasar kepribadiannya.
b) Reaksi-reaksi
dan ekspresi emosinalnya tampak mulai terkendali dan dapat menguasai
dirinya.
c) Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai
jelas seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karier
atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi warna kepada tipe
kepribadiannya.
d) Kalau
kondisi psikososialnya menunjang secara positif maka mulai tampak dan ditemukan
identitas kepriba-diannya yang relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya
sampai masa dewasa.
D. Karakteristik dari Perkembangan Remaja
a. Perkembangan fisik
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentang
kehidupan individu dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Masa
pertama terjadi pada fase prenatal dan bayi. Bagian-bagian tubuh tertentu pada
tahun-tahun permulaan kehidupan secara proporsional terlalu kecil, namun pada
masa remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena terlebih dahulu
mencapai kematangan dari pada bagian-bagian yang lain. Hal yang paling jelas
terlihat pada hidung, kaki dan tangan. Pada masa remaja akhir proporsi tubuh
individu mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya.
Dalam perkembangan seksualitas remaja ,ditandai dengan dua
ciri yaitu sebagai berikut:
a) Ciri-ciri seks primer
Ø Pada remaja pria ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan
testis. Setelah testis mulai tumbuh dan penis menjadi panjang ,pembuluh mani
dan kelenjar prostat semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut
,memungkinkan remaja pria (sekitar usia 14-15 tahun ) mengalami “mimpi basah”.
Ø Pada remaja wanita kematangan organ seksualnya ditandai
dengan tumbuhnya rahim ,vagina dan ovarium(indung telur). Ovarium menghasilkan
telur dan mengeluarkan hormon-hormon yang dikeluarkan untuk kehamilan
,menstruasi. Pada masa ini sekitar usia 11-15 tahun remaja wanita mengalami
menstruasi pertama.
b) Ciri-ciri seks sekund
v Wanita :Tumbuh rambut atau bulu
disekitar kemaluan dan ketiak , bertambah besar buah dada , bertambah besarnya
pinggul.
v Pria
:Tumbuh rambut atau bulu disekitar kemaluan dan ketiak, terjadi perubahan
suara, tumbuh kumis , tumbuh jakun.
b. Perkembangan kognitif
(intelektual)
Pada usia 12-20 tahun proses pertumbuhan otak mencapai
kesempurnaan. Pada usia 16 tahun berat otak sudah menyamai orang dewasa. Pada
masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran syaraf Lobe frontal yang berfungsi
sebagai kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu kemampuan merumuskan perencanaan
strategis atau mengambil keputusan. Lobe frontal ini berkembang sampai usia 20
tahun lebih dan sangat berpengaruh pada kemampuan intelektual remaja,seperti
halnya anak usia 12 tahun walaupun secara intelektual remaja
tersebut berbakat namun belum bijaksana.
c. Perkembangan emosi
Pada masa remaja merupakan puncak emosionalitas yaitu
perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik serta organ-organ seksual
yang mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan dan dorongan-dorongan baru
yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta ,rindu dan keinginan untuk
berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada remaja awal perkembangan
emosinya menunjukan sifat sensitive dan reaktif terhadap peristiwa atau situasi
sosial, emosinya bersifat negative dan temperamental. Sedang remaja akhir sudah
bias mengendalikan emosinya.
d. Perkembangan Sosial
Pada masa remaja berkembang “social cognition” yaitu
kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai
individu yang unik ,baik menyangkut sifat-sifat pribadi minat nilai-nilai
maupun perasaannya. Pemahamannya , mendorong remaja untuk menjalin hubungan
sosial yang lebih akrab dengan teman sebaya, baik melalui persahabatan maupun
percintaan. Dalam hubungan persahabatan , remaja memilih teman yang memiliki
kualitas psikologisnya relative sama dengan dirinya, baik menyangkut interes,
sikap, nilai maupun kepribadian. Pada masa ini juga remaja cenderung mengikuti
opini, pendapat, nilai, kebiasaan, hobby dan juga keinginan orang lain.
e. Perkembangan Moral
Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan yang
dinilai baik oleh orang lain. Keberagaman tingkat moral remaja disebabkan
karena faktor penentuannya yang beragam juga. Salah satu yang mempengaruhi
adalah orangtua.
f. Perkembangan
kepribadian
Sifat-sifat
kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual, emosional, sosial,
kognitif dan nilai-nilai. Pada masa remaja paling penting bagi pengembangan dan
integrasi kepribadian. Faktor-faktor dan pengalaman baru yang tampak terjadinya
perubahan kepribadian pada masa meliputi remaja:
a) . Perolehan pertumbuhan fisik yang
menyerupai masa dewasa.
b) . Kematangan seksual yang disertai dengan
dorongan-dorongan dan emosi baru.
c). Kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk
mengarahkan diri dan mengevaluasi diri kembali tentang standar (norma), tujuan
dan cita-cita.
d). Kebutuhan akan persahabatan yang bersifat
heteroseksual ,berteman dengan pria maupun wanita.
Masa remaja merupakan saat berkembangnya identity (jati
diri). Perkembangan “identity” merupakan isu sentral pada masa remaja yang
memberikan dasar bagi masa dewasa. Erikson meyakini bahwa perkembangan identity
pada masa remaja berkaitan erat dengan komitmen terhadap okupasi masa depan.
Dalam mengolaborasi teori Erikson tentang identity remaja ,
James Marcia dkk. Mengemukan bahwa ada empat alternative bagi remaja dalam
menguji diri dan pilihan-pilihannya yaitu sebagai berikut.[4]
a) Identity Achievement, yang berarti
bahwa setelah remaja memahami pilihan yang realistik , maka dia harus
membuat pilihan dan berprilaku sesuai dengan pilihannya.
b) Identity Foreclosure, menerima
pilihan orangtua tanpa mempertimbangkan pilihannya.
c) Identity Diffusion
yang berarti kebingungan tentang siapa dirinya dan mau apa dalam hidupnya.
d) Moratorium, penundaan dalam
komitmen remaja terhadap pilihan-pilihan aspek pribadi atau okupasi. Dalam hal
ini Erikson menyadari bahwa remaja dalam masyarakat yang kompleks mengalami
krisis identitas atau periode moratorium dan kebingungan yang temporer.
g. Perkembangan kesadaran
beragama
Untuk memperoleh kejelasan tentang kesadaran beragama remaja
dapat disimak sebagai berikut:
a) Masa remaja awal (sekitar
usia 13-16 tahun)
Pada masa ini kepercayaan kepada tuhan kadang-kadang sangat
kuat ,akan tetapi kadang sangat berkurang. Hal ini dapat terlihat pada cara
beribadah kadang rajin kadang juga malas. Kegoncangan dalam keberagamaan ini
muncul karena disebabkan faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal seperti matangnya organ seks yang mendorong
untuk memenuhi kebutuhan tersebut, namun disisi lain dilarang oleh agama. Yang
lain adalah bersifat psikologis yaitu sikap independen, keinginan untuk bebas ,
tidak mau terikat oleh norma keluarga. Edang berkaitan dengan perkembangan
budaya dalam masyarakat, yang tidak jarang bertentangan dengan nilai-nilai
agama seperti beredarnya film-film dan foto-foto porno, miras, ganja atau
obat-obat terlarang.
Apabila kurang mendapat bimbingan keagamaan dalam keluarga
maka dapat menjadi pemicu berkembangnya sikap dan perilaku remaja yang
kurang baik seperti pergaulan bebas( free sex), minum-minuman keras ,menghisap
ganja dan menjadi trouble maker dalam masyarakat.
b) Masa remaja
akhir (17-21 tahun)
Secara psikologis , masa ini merupakan permulaan masa dewasa
, emosinya mulai stabil dan pemikirannya kritis. Dalam kehidupan beragama,
remaja sudah mulai melibatkan diri kedalam kegiatan-kegiata keberagamaan dan dapat
membedakan agama sebagai ajaran dengan manusia sebagai penganutnya diantaranya
ada yang shalih dan tidak.
A.
Kesimpulan
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal
dari bahasa adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk
mencapai kematangan”. Sedangkan Pandangan Piaget dalam bukunya Sitti Hartinah
yang menyatakan bahwa secara psilologis remaja adalah suatu usia di mana anak
tidak merasa berada di bawah tingjat yang lebih tua, melainkan merasa sama atau
paling tidak sejajar.
Perkembangan-perkembangan
yang dialami pada masa remaja, antara lain: perkembangan fisik, perkembangan
kognitif, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral,
perkembangan kepribadian, dan perkembangan kesadaran beragama.
Masa remaja
adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa perubahan
yang sering disebut dengan masa pubertas. Di Masa inilah peserta didik itu
mulai gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan
mereka. Di masa ini pula sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di
masa kanak-kanak hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini
mulai mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu
yang bisa disebut tidak pantas.mereka akan mulai mengetehui masalah-masalah
yang ada dalam kehidupan. Disini orang tua berperan sebagai penasihat sekaligus
pengawas tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh
dalam mengambil suatu keputusan.
Adapun
beberapa karakteristik dari anak usia remaja adalah:
· Masa remaja merupakan periode penting artinya segala sesuatu
yang terjadi baik jangka pendek maupun panjang berakibat langsung terhadap
sikap dan prilaku mereka
· Masa remaja merupakan periode peralihan artinya anak beralih
menjadi dewasa dan meniggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanakan dan
mempelajari prilaku baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah
ditinggalkan.
· Masa remaja merupakan periode perubahan yang mencakup
perubahan emosi, perubahan proporsi tubuh, minat, perilaku dan nilai yang
dianut.
· Masa remaja merupakan masa mencari identitas
Usia remaja merupakan usia yang menimbulkan ketakutan karena menimbulkan beberapa pertentangan dengan orangtua.
Usia remaja merupakan usia yang menimbulkan ketakutan karena menimbulkan beberapa pertentangan dengan orangtua.
·
Masa remaja merupakan masa
tidak realistik. Hal ini disebabkan sudut pandang mereka terhadap sesuatu dan
menjadikannya cermin. Semakin tidak realistic cita-citanya maka anak akan
semakin menjadi marah dan akan sakit hati apabila semua harapan tidak berhasil
dicapainya
·
Masa remaja sebagai ambang
masa dewasa artinya mereka akan merubah stereotif baru menjadi remaja dewasa
dengan melakukan peran baru menjadii sosok orang dewasa dalam hal prilaku dan
sikap serta tindakan mereka sehingga memberikan citra yang mereka inginkan
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan.
Jakarta : Erlangga, 1990.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta : C.V. Rajawali, 1991
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta : C.V. Rajawali, 1991
Tidak ada komentar:
Posting Komentar