Makalah
“Permasalahan
Etik Dalam Kehidupan Sehari – hari dan
Isi PHBS”
Disusun oleh :
1.
Nelsa
Purwaningsih (15150047)
2.
Wulan Maulina
Tuah K. (15150048)
3.
Rina Martinawati
(15150051)
4.
Maria Kristina
Bunga (15150057)
5.
Eka Wahyunie
G.P. (15150072)
PROGRAM STUDI DII-KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan
YME telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah tentang
“pembahasan etik dalam kehidupan sehari – hari da nisi dari PHBS” dapat kami
selesaikan dengan tepat waktu dan lancar. Makalah ini kami buat untuk memenuhi
tugas dari dosen pembimbing kami yaitu ibu Istri Yuliani, S. SiT, M.Sc .
Kami juga berterimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah kami. Kami berharap
makalah kami dapat diterima dan dipahami oleh semua pihak. Meski makalah telah
kami upayakan agar menjadi makalah yang baik namun makalah kami tidaklah
sempurna, maka dari itu kami mohon kritik dan saran dari embaca untuk menunjang
makalah menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Yogyakarta, 10 November 2016
Penulis
Daftar Isi
Kata
pengantar
Bab
I pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
Bab
II Pembahasan
A. Pengertian Etika
B. Permasalahan etik dalam kehidupan sehari – hari
C. Isi dari PHBS
Bab
III Penutup
A. Kesimpulan
Daftar
Pustaka
Bab I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi
kehidupan sosial masyarakat dunia, juga mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan
etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu pengetahuan yang menimbulkan
konflik terhadap nilai.
Sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/Mengkes/SK/III/2007
Tentang Standar Profesi Bidan, didalamnya terdapat Kode Etik Bidan Indonesia.
Arus kesejahteraan ini tidak dapat dibendung, pasti akan
mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dalam hal ini bidang yang praktek mandiri
menjadi pekerja yang bebas Mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar
sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.
Etika merupakan suatu pertimbangan yang sistematis
tentang perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan
dengan perilaku. Etika berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbing manusia
berfikir dan bertindak dalam kehidupannya dilandasi nilai-nilai yang dianutnya.
B. Tujuan
1. Mengetahui
apa itu etik
2. Mengetahui
macam – macam issue etik dalam pelayanan kebidanan
3. Mengetahui
isi dari PHBS
C. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan etik ?
2. Bagaimana
issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan?
3. Apa
isi dari PHBS ?
Bab II
Pembahasan
A.
Pengertian Etika
Etika diartikan “sebagai ilmu yang
mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan
manusia yang didorong oleh kehendak dengan didasari pikiran yang jernih dengan
pertimbangan perasaan.
Etik ialah suatu cabang ilmu
filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang
mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia. Etika Merupakan bagian
filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak (Jones,
1994).
Menurut bahasa, Etik diartikan sebagai:
Yunani à Ethos, kebiasaan atau
tingkah laku Inggris à Ethis, tingkah laku atau prilaku manusia yang baik,
tindakan yang harus dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya.
Sedangkan dalam konteks secara luas
dinyatakan bahwa:
Etik adalah aplikasi dari proses dan
teori filsafat moral terhadap kenyataan yang sebenarnya. Hal ini berhubungan
dengan prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing makhluk hidup dalam berfikir
dan bertidak serta menekankan nilai-nilai mereka. (Shirley R Jones – Ethics in
Midewifery).
Istilah-istilah
dalam Etik :
a.
Legislasi (Lieberman, 1970)
Ketetapan
hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan
tindakan.
b.
Lisensi
Pemberian
izin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah diterapkan.
Tujuannya untuk membatasi pemberian wewenang dan untuk meyakinkan klien
c.
Deontologi/Tugas
Keputusan
yang diambil berdasarkan keserikatan/berhubungan dengan tugas. Dalam
pengambilan keputusan, perhatian utama pada tugas.
d.
Hak
eputusan berdasarkan hak seseorang
yang tidak dapat diganggu. Hak berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan
kepuasan.
e.
Instusioner
Keputusan
diambil berdasarkan pengkajian dari dilema etik dari kasus perkasus
f.
Beneficience
Keputusan
yang diambil harus selalu menguntungkan.
g.
Mal-efecience
Keputusan
yang diambil merugikan pasien
h.
Malpraktek
Gagal
melakukan tugas/kewajiban kepada klien, tidak melaksanakan tugas sesuai dengan
standar, melakukan tindakan yang mencederai klien, klien cedera karena
kegagalan melaksanakan tugas. Malpraktek terjadi karena ceroboh dan lupa.
B.
Permasalahan
etik dalam kehidupan sehari – hari
Beberapa
pembahasan masalah etik dalm kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut:
a.
Persetujuan dalam proses melahirkan.
1.
Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.
2.
Kegagalan dalam proses persalinan.
3.
Pelaksanan USG dalam kehamilan.
4.
Konsep normal pelayanan kebidanan.
5.
Bidan dan pendidikan seks.
b.
Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi:
1. Perawatan intensif pada bayi.
2. Skreening bayi.
1. Perawatan intensif pada bayi.
2. Skreening bayi.
3. Transplantasi organ.
Transplantasi
adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang
lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama.
Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:
a. Autotransplantasi,
yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu
sendiri.
b. Homotransplantasi,
yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang
lain.
c. Heterotransplantasi,
yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari suatu spesies ke tubuh spesies
lainnya.
4.
Teknik reproduksi dan kebidanan.
Antara
lain yaitu BAYI TABUNG
Bayi
tabung adalah upaya jalan pintas untuk mempertemukan sel sperma dan sel telur
diluar tubuh (in vitro fertilization). Setelah terjadi konsepsi hasil tersebut
dimasukkan kembali ke dalam rahim ibu atau embrio transfer sehingga dapat
tumbuh menjadi janin sebagaimana layaknya kehamilan biasa. Status bayi tabung
ada 3 macam :
a. Inseminasi
buatan dengan sperma suami.
b. Inseminasi
buatan dengan sperma donor.
c. Inseminasi
bautan dengan model titipan.
c.
Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi:
1. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.
2. Otonomi bidan dan kode etik profesional.
3. Etik dalam penelitian kebidanan.
4. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
1. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.
2. Otonomi bidan dan kode etik profesional.
3. Etik dalam penelitian kebidanan.
4. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
d.
Biasanyan beberapa contoh mengenai isu etik dalm
pelayananan kebidanan adalah berhubungan dengan masalah-masalah sebagai
berikut:
1. Agama / kepercayaan.
2. Hubungan dengan pasien.
3. Hubungan dokter dengan bidan.
4. Kebenaran.
5. Pengambilan keputusan.
6. Pengambilan data.
7. Kematian.
8. Kerahasiaan.
1. Agama / kepercayaan.
2. Hubungan dengan pasien.
3. Hubungan dokter dengan bidan.
4. Kebenaran.
5. Pengambilan keputusan.
6. Pengambilan data.
7. Kematian.
8. Kerahasiaan.
9. Aborsi
Aborsi
adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mencapai viabilitas dengan usia
kehamilan < 22 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.
Hukum
Aborsi
Menurut
hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk
kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”
Yang
menerima hukuman adalah:
1) Ibu
yang melakukan aborsi
2) Dokter
atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3) Orang-orang
yang mendukung terlaksananya aborsi
Beberapa hal yang bisa
dilakukan oleh bidan untuk turut andil, upaya untuk menurunkan kematian ibu
dengan aborsi :
1) Mencegah
terjadinya KTD dengan cara :
melakukan advokasi
kemasyarakat tentang isu – isu kespro,consent inform kepada klien
kontrasepsi,Melakukan konseling pada perempuan dengan masalah KTD, tanpa sikap
menghakimi. Sampaikan informasi yang diperlukan, misalnya :
Prosedur aborsi yang
aman, kemungkinan efek samping,Macam aborsi tidak aman dan dampaknya,Resiko
dari setiap keputusan yang diambil klien
10. AIDS.
11. In_Vitro fertilization
Bidan dituntut
untuk berprilaku hati-hati dalm setiap tindakannya dalam memberikan asuhan
kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis dan profesional.
C.
Isi dari PHBS
1.Pengertian
PHBS
Perilaku
Hidup bersih dan sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan
mampu mempraktekan PHBS. Dalam hal in ada 5 program perioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya
Hidup, Dana Sehat/ Asuransi Kesehatan . sedangkan penyuluhan PHBS adalah upaya
untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi, dan melakukan edukasi. Untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan ( advokasi), bina
suasana (support social ) dan pemberdayaan masyarakat . dengan demikian
masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri. Terutama dalam
tatanan masing – masing dan masyarakat dapat menerapkan cara- cara hidup seht
dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
2.Indikator PHBS
Indikator nasional PHBS
ada 10 yaitu:
a. Persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi bayi ASI eksklusif
c. Menimbang balita setiap bulan
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik di rumah
h. Makan sayur dan buah setiap hari
i.
Melakukan aktifitas setiap
hari
j.
Tidak merokok didalam rumah
3.Keterangan INDIKATOR
PHBS
a.
Persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan
Pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam rumah
tangga dilakukan oleh tenaga kesehatan ( dokter dan bidan )
b.
Memberi bayi ASI eksklusif
Bayi termuda umur 0-6 bulan diberi ASI saja sejak lahir sampai dengan
24 jam terakhir.
c.
Menimbang balita setiap
bulan
Balita ( 0 59 bulan ) ditimbang berat badannya secara rutin
setiap bulan dan dicatatan dalam KMS.
Penimbang ke posyandu, puskesmas, pustu, RS, bidan dan sarana kesehatan lainnya
minimal 8 kali setahun.
d.
Menggunakan air bersih
Rumah tangga menggunakan air
bersih untuk keperluan sehari – hari. Syarat fisik air bersih adalah
tidak berbau dan tidak berasa. Jarak sumber air bersih dengan tempat
penampungan limbah minimal 10 m.
e.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Kebiasaan anggota rumah tangga umur ≥ 5 th untuk mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar
( BAB) dalam 1 minggu terakhir.
f.
Menggunakan jamban sehat
Rumah tangga memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan
sepitank/lubang penampung kotoran
sebagai tempat pembuangan akhir. Jamban / kakus adalah bangunan yang
dipergunakan untuk mebuang tinja atau kotoran manusia bagi keluarga. Manfaat
jamban adalah untuk mencegah penyakit dan pencemaran dari kotoran manusia.
Syarat
jamban sehat adalah:
1)
Tidak mencemari air minum (
jarak sumber air minum dengan lubang penampungan minimum 10 m, bila tidak
memungkin per kontruksi kedap air).
2)
Tidak berbau dan tinja tidak
dijamak oleh serangga dan tikus
3)
Tidak mencemari tanah
disekitarnya
4)
Mudah dibersihkan
5)
Aman digunakan
6)
Dilengkapi dinding dan atap
pelindung
7)
Cukup penerangan
8)
lantai kedap air
9)
luas ruangan cukup
10) ventilasi cukup baik
11) Tersedia air dan alat pembersih
g.
Memberantas jintik dirumah
Tidak
ditemukan jentik di semua tempat yang dapat menampung air baik atau
dilingkungan rumah.
h.
Makan sayur dan buah setiap
hari
Anggota
rumah tangga > 10 th mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran
setiap hari dalam 1 minggu terakhir.
i.
Melakukan aktifitas setiap
hari.
Aggota
keluarga umur > 10 th melakukan aktifitas fisik setiap hari minimal 30 menit
dalam 1 minggu terakhir. Aktifitas fisik yang dimaksud adalah kegiatan olah
tubuh yang membuat tubuh menjadi lebih sehat. Lari, jalan , bersepedah kayuh,
menimba air.
j.
Tidak merokok di dalam rumah
Anggota
keluarga umur > 10 th tidak merokok didalam rumah ketika bersama anggota
keluarga lainnya selama 1 bulan terakhir.
Tambahan
:
a)
Gizi
seimbang
Anggota RT setiap hari mengkonsumsi garam beryodium dan
mengkonsumsi aneka ragam makan
b)
Memeriksa
kehamilam sesuai standar
Ibu hamil terakhhir yang memeriksakan kehamilannya (K4) secara
rutin di tenaga kesehatan dengan rincian:
1)
Trimester
I min 1x
2)
Trimester
II min 2x
3)
Trimester
III min 2x
c)
Memiliki
jaminan kesehatan
Anggota RT mempunyai pra upaya kesehatan seperti Askes, Askkesin,
Dana Sehat jamsostek, Asuransi Perusahaan, atau bentuk jaminan kesehatan
lannya.
d)
Imunisasi
lengkap pada bayi (0-11 bulan) yang mendapat imunisasi sesuai program:
1)
0-7
hari :Hb 0
2)
0-1
bulan : BCG
3)
2 Bln
: DPT-HB- HiB, Polio 1
4)
3
bln: DPT-HB-HiB II, Polio 2
5)
4
bln: DPT-HB- Hib III,
6)
9
Bln: campak 1, Polio 4
7)
PUS
sebagai peserta KB.
e)
Lantai
rumah bukan dari tanah
RT yang mempunyai rumah dengan bagian bawah/dasar/alat terbuat
dari semen,ubin, keramik/ sejenis yang kedap air.
f)
Pemanfaatan
sarana pelayanan kesehatan
RT yang memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta
g)
Pengelolaan
sampah
Keluarga melakukan pengelolaan sampah sehingga tidak terdapat
sampah berserakan atau tidak dikelola dengan baik didalam rumah
h)
Memiliki
TOGA
Anggota keluarga yang menanam / memiliki TOGA diperkarangan
rumahnya dan tahu pemanfaatannya
I)
Kebiasaan
gosok gigi
Anggota keluarga umur ≥ 5 th yang gosok gigi setelah makan dan mau
tidur dalam 1 minggu terakhir.
Bab
III
Penutup
Kesimpulan:
Etika diartikan “sebagai ilmu yang
mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia
yang didorong oleh kehendak dengan didasari pikiran yang jernih dengan
pertimbangan perasaan. Etik
ada Legislasi,
Lisensi, Deontologi/Tugas, Hak, Instusioner, Beneficience, Mal-efecience, Malpraktek.
Disini sebagai bidan kita harus berhati – hai dalam melakukan tindakan maupun
pelayanan kepada pelanggan agar tetap menjaga kode etik bidan itu sendiri.
Sedangkan PHBS adalah karena faktor
perilaku secara teoritis memiliki andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan,
sedangkan dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka
diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi
sehat, salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Daftar Pustaka
Marimbi,Hanum.2008.Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Mitra Cendekia
Press. Jogjakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar